Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hampir Protes Keputusasaan

8 Juni 2024   10:17 Diperbarui: 24 Juni 2024   21:40 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

"Makin ke sini makin rusak. Profesor yang biasanya kritis, sekarang pun sudah tidak berani komen." Sebaris komentar dari warganet itu untuk menanggapi pernyataan seorang mantan pejabat tinggi negara. Mantan pejabat tinggi negara itu senang bermain di medsos. Anda pasti sudah tebak, siapa orangnya?

Baru saja kami berbincang dengan teman-teman di kantor. Ia ternyata menyelinap di sela jam pertama kerja kantoran. Persis, jam pertama ceklokan. 

Lewat dari itu, kami dikenakan denda sekian persen. Didenda karena terlambat datang berkantor. 

Begitulah wujud kedisiplinan orang kantoran. Ya, apa mau dikata. Kita jalani saja apa adanya.

Tadi soal diskusi layaknya pengantar kerja. Bincang-bincang bareng sama teman usai apel pagi. 

Serunya, perbincangan itu bebas memilih topik bahasan. Pokoknya, apa yang ada di kepala teman-teman itu yang meledak keluar. Bukan juga pikiran lagi kusut. Enyahlah dari rasa sumpek atau sebel apalagi frustasi melihat keadaan di sekitar. Tak jarang kami berdiskusi seraya membereskan satu pekerjaan dalam sehari.

Agar rasa jenuh menjauh, ibu-ibu kantoran pun turut menambahkan "bumbu" obrolan panas di tengah pekerjaan yang nyaris menumpuk. Sekali-sekali gosip menyertai kegiatan, yang sebentar datang bertubi-tubi. Ah, bocor soal! 

Bagi bapak-bapak yang sedang asyik berdiskusi kecil-kecilan tanpa seruput kopi. Mungkin teman-teman masih kenyang karena sudah sarapan. Cemilan saja kosong dari pandangan. Tanpa kopi dan cemilan, maka diskusi gaskan.

Di pagi tadi, kita berdiskusi justeru di belakang meja. Seni kerja terletak antara di depan layar komputer dan sambil berdiskusi. Kuping, mulut, dan mata saling menangkap. 

Masih pagi, kita sudah digedor-gedor dengan sorotan seorang teman. Lalu, apa yang kita diskusikan?

Bermula dari ocehan seorang teman kantor seputar program bantuan pemerintah. Dia menyenggol program bantuan kepada rumah tangga miskin. Dia curhatan karena bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) atau program bantuan Beras untuk Miskin (Raskin), misalnya, dianggap tidak menyelesaikan masalah kemiskinan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun