Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kanibal di Akhir Manusia

12 Mei 2024   00:34 Diperbarui: 10 Oktober 2024   18:54 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Seorang jurnalis kawakan bernama Sulaiman Ahmed dalam cuitannya begitu menghentakkan. Dia mengirimkan berita duka Palestina amat mendalam. 

Di sana, setiap jam dan setiap menit sang maut mengintai warga Palestina. Setiap hari orang-orang meregang nyawa. 

Sengeri-ngerinya di abad ini, tiada lebih ngeri kecuali kengerian yang dahsyat di Palestina. Kini, masa-masa kelam melanda negeri para nabi tidak terelakkan.

Tentang 216 hari genosida Gaza. Sampai tulisan ini muncul, tercatat sekitar 34.844 warga yang mati, mencakup: 15.002 anak-anak, 9.893 perempuan, 142 wartawan, 492 petugas kesehatan, dan 68 awak pertahanan sipil.

Dari Reuters  menyatakan bahwa ada 34.735 warga Palestina tewas dan 78.108 terluka dalam serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Kita sadar, tidak ada lagi bangsa primitif dan modern. Yang ada hanya metamorfosis, dari hal yang satu ke hal yang lain.

Dari titik ini, semua mata memandang ke Gaza, Rafah, dan di sudut-sudut Palestina lainnya. Ribuan hingga jutaan mata menyoroti Benyamin Netanyahu dan Israel. 

Oleh Noam Chomsky menyebut Israel telah melebihi apartheid. Apa artinya? Bisa dikatakan, ia ditafsirkan sebagai 'sang kanibal', sang penjagal berdarah dingin karena membantai warga Palestina selama 76 tahun.

Setelah Gaza atau untuk sementara, Netanyahu rupanya sengaja menggiring Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Rafah, yang merupakan agenda puncaknya. Baru saja saya berdiskusi dengan sohib di grup WhatsApp begitu alotnya dengan nada kesal.

Mengapa saya punya alasan jika Israel dan Hamas "keras kepala?" Saya dan mungkin Anda mengutuk kekerasan Netanyahu sebagaimana saya menolak kekerasan Hamas (Harakat al-Muqawwah al-Islamiyah/Islamic Resistance Movement). Jadi, jika kita tidak geram sampai di ubun-ubun, maka kita memahami ada yang salah dengan kekerasan Hamas. Mustahil akan tercapai perdamaian dan two state solution bagi Israel dan Palestina selama kekerasan masih bercokol di kepala mereka.

Betapa tidak, Israel menolak negara Palestina. Begitu pula Hamas menentang negara Israel. Di masa gencatan senjata hanya berlaku sepihak. 

Hamas setuju. Israel oke gas, ia tetap bertempur dan membantai warga Palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun