Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Sebatang Kara

3 September 2023   19:05 Diperbarui: 4 September 2023   10:07 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa dikatakan "surat cinta" Anies ke AHY? Ada kisah menarik. Begini. Satu postingan dari Andi Arief, pentolan Demokrat nyelonong ke akun Twitter saya.

Saya pelototi surat itu di layar medsos. Oh, ternyata, oh ternyata! Sepucuk surat Anies ke AHY. Secara tidak langsung, mungkin "surat cinta" memengaruhi pilihan AHY untuk bebas dari "belenggu cinta" Anies. Surat "cinta buta" menjadi bagian dari pembenaran Demokrat agar 'cabut' dari koalisi.

Surat itu ditulis Anies sudah lewat pertengahan bulan. Tepatnya, 25 Agustus 2023. Sepucuk surat ditulis tangan dengan tinta berwarna biru. Sebiru asmaranya, teringat saat kita di masa anak muda, dulu. Warna tinta biru yang lagi kasmaran.

Ketika "berbunga-bunga" hatinya. Pesan Anies dalam surat menandakan "pasangan," yaitu AHY sebagai bakal calon presiden. Lantas, saya mencoba nge-share surat Anies tersebut ke grup WA. Seorang kawan mengomentarinya. "Biasa dalam revolusi," katanya pada saya. Kawan saya sebetulnya juga lagi bercanda.

Dalam obrolan di grup WA, saya membalasnya. "Surat cintanya" Anies ke AHY, bertepuk "di bawah tangan," kasihan." Muncul komentar dari kawan lainnya. "Bertepuk di bawah meja. Ada tukar tambah mungkin kanda." Ah. Saya mengatakan. "Sekali lagi, belum ada "akad nikah," belum ada "janur kuning melengkung." ... Banyak kemungkinan bisa terjadi. "

"Itulah kanda kemarin kemarin beberapa kader buat analisa dan disampaikan ke publik malah di hujat. Sekarang diperhadapkan dengan fakta politik yang jauh lebih buruk lagi."

Di benak saya ada yang berputar-putar. Lucu yang tidak lucu. Mestinya "surat cintanya" Anies ke AHY di hadirkan "walinya" (Surya Paloh, Nasdem sebagai Parpol pengusung utama). Mestinya juga disaksikan oleh saksi-saksi. KPP, kader parpol pengusung, misalnya. Setelah itu, Ermansyah. Eh, salah lagi. Sah, Sah, Sah rame-rame. Ya, begitulah.

Obrolan tidak hanya sampai di situ. Agar mengurangi rasa penasarannya, akhirnya  kawan saya, Firman nge-posting video. Sebuah video Rocky Gerung yang mengatakan prediksi tentang AHY sebagai Bacapresnya Anies. Di ujungnya, saya tidak ragu.

Poin dari video itu, diantaranya Rocky Gerung tidak menyimpulkan sebuah (aksioma) logika matematika 2 X 2 = 4 untuk Anies-AHY. Kasihan AHY karena bak "nikah siri." Tidak ada "surat resmi cinta lamarannya" dari Anies ke AHY. Istilah kawan, "ndak ada versi KUA" dari pasangan Anies-AHY. Patut diduga, "surat cinta" Anies ke AHY menjadi salah bukti pemicu munculnya hidup "sebatang kara" dari Demokrat, sekalipun bersifat sementara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun