Kita menemukan suatu gagasan menyangkut pengguna dan bukan pengguna obat terlarang; dokter sebagai pengguna ‘tanda kegilaan atau kecanduan’ dalam kaitannya dengan kesenangan. Melalui kesenangan, perawatan dapat diintegrasikan dalam konsekuensi obat terlarang.
Kegilaan atau kecanduan obat terlarang nampak sebagai jejak dan tanda dapat dinetralkan oleh mekanisme kesenangan yang tidak serta-merta membingungkan bagi pengguna Narkoba. Sehingga, konsepsi ilmiah yang dimainkan oleh dokter tidak menimbulkan kesan jelek.
Ada lagi suatu pertanyaan. Perlukah disatukan dan dipisahkan penyelidikan antara kausalitas khusus dan konsekuensi obat terlarang? Apakah yang menghubungkan antara obatnya tidak hanya bekerja pada tingkat realitas, tetapi juga di tingkat kesenangan dengan kausalitas khusus dan konsekuensi obat terlarang diambil oleh pecandu.
Pecandu berat Narkoba mengakhiri mesin ketidaksadaran. Bukankah pecandu berat obat terlarang adalah naif bagi mesin ketidaksadaran?
Hal ini juga penting dalam abad ini. Kita melihat, bahwa para dokter secara bertahap mulai berbagi tuntutan zaman. Selain terapi berdasarkan kausalitas khusus, juga untuk pengobatan bagi profesi, fungsi, dan keputusan mereka menurut konsekuensi dari obat terlarang.
Pertanyaan Ulang yang Kedua
Sama membingungkannya dengan pertanyaan ulang yang kedua. Sejauh manakah kausalitas khusus dan konsekuensi obat terlarang yang dihubungkan dengan pengawasan medis-hukum? Bagaimana gambaran umum atas capaian kinerja penyembuhan pecandu obat terlarang?
Serangkaian institusi pengawasan medis-hukum dan pencegahan obat terlarang di masa kanak-kanak, remaja, dan anak muda dalam bahaya gigitan “ular beludak” bernama Narkoba. Mereka justeru akan menghadapi kegagalan titik balik perubahan dari kecanduan obat terlarang..
Pendapat ahli medis nampak disisipkan dibalik kegagalan untuk berbuat banyak agar keluar dari pelanggaran hukum mengenai obat terlarang dan sejenisnya. Dalam kata-kata pertamanya, pendapat ahli psikiatris dalam kasus hukum membuat pengetahuan medis dan psikiatrik nampak konyol. Tidak heran, ia tidak sesuai dengan hukum maupun disiplin kedokteran.
Meskipun memiliki peran besar dalam obat terlarang, pecandu menciptakan garis pelarian dan adaptasi lingkungan yang berbeda pada saat mereka memasuki ‘dunia kelam’. Setiap orang dan kelompok bergabung di luar batas ‘dunia kelam’ yang disebut ruang pengawasan medis-hukum. Sekali terperosok dalam lingkaran kausalitas medis-hukum, maka pembicaraan dengan pengetahuan psikiatris tidak sesuai dengan persepsi.
Kategori pemikiran kausalitas dipolesi dengan pembentukan abnormalitas untuk mendukung pendapat ahli medis-hukum tidak mengacu obat terlarang. Mereka mencoba keluar dari lingkaran fantasi, halusinasi, delirium, dan gelombang paranoia. Kita juga tidak mampu berbicara tentang orang yang tidak kecanduan obat terlarang. Terhadap mereka yang memiliki kesalahan persepsi bertentangan dengan mereka yang memiliki ‘perasaan buruk’. Jika Anda lebih cenderung pada opini ahli mungkin akan menunjukkan kesalahan persepsi dan perasaan buruk.