Mohon tunggu...
Erma Nita
Erma Nita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mulai Berbisnis Piscok Lumer: Tren dan Peluang

13 November 2024   00:40 Diperbarui: 13 November 2024   00:46 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kewirausahaan dapat diartikan sebagai kemampuan dalam berkreasi dari hasil pemikiran yang kreatif dalam rangka mewujudkan inovasi untuk memanfaatkan peluang menuju sebuah kesuksesan. Secara mendalam, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Ada banyak jenis makanan yang bisa diolah dan dijadikan bisnis. Salah satu makanan yang cukup terkenal dikalangan anak muda atau remaja adalah piscok lumer. Piscok lumer sendiri yang berbahankan dari pisang, yang dibalut dengan lumpia dengan isian cokelat serta terdapat toping diatasnya. Piscok lumer sendiri mengalami peningkatan popularitas terutama di kalangan mahasiswa.

Ada banyak kampus yang sudah memiliki kios atau kantin yang menjual berbagai jenis makanan, misalnya mulai dari ubi, kentang, sosis dan sebagainya. Namun yang merupakan faktor utama yang mendorong kesuksesan bisnis salah satunya adalah piscok lumer di kalangan mahasiswa. Hal tersebut memungkinkan siswa bisa menikmati makanan favorit mereka tanpa meninggalkan kampus.

Bisnis piscok lumer juga berkembang karena kesadaran masyarakat akan pentingnya pola makan sehat. Karena kurangnya lemak dan kalori, piscok lumer sering dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat dibandingkan dengan makanan cepat saji lainnya. Ini membuatnya populer di kalangan mahasiswa yang ingin menikmati makanan lezat tanpa mengorbankan kesehatan mereka.

Kesuksesan bisnis ini juga dipengaruhi oleh strategi pemasaran yang efektif. Seiring dengan perkembangan zaman banyak yang memasarkan bisnisnya menggunakan media sosial gunanya untuk mempromosikan barang ataupun jasa mereka. Realistasnya seperti yang banyak di prediksi oleh para pakar dah ahli, media sosial yang mendominasi yang banyak digunakan adalah Facebook, Whatsapp, Instagram, Telegram dan berbagai jenis aplikasi berbasis internet lainnya. Begitu juga dengan Bisnis piscok lumer bisa dipromosikan melalu media sosial seperti whatsapp, facebook, Instagram dan sebagainya. Gunanya agar dapat menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan minat pelanggan dengan menampilkan foto dan ulasan menarik.

Bisnis piscok lumer bagaimanapun pasti akan menghadapi tantangan tersendiri, dikarenakan persaingan yang ketat. Sebagai seorang yang memiliki jiwa pembisnis maka kita harus terus berinovasi dan menemukan cara untuk membedakan keunggulan produk kita dengan produk lain. Ini dapat dicapai dengan menambah rasa baru atau membuat paket promosi yang menarik.

Selain itu, memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan adalah prioritas utama bagi wirausaha dalam memproduksi piscok lumer. Kita harus memastikan bahwa semua bahan baku dan proses pembuatan memenuhi standar yang ditetapkan oleh badan pengawas makanan setempat. Dengan menjaga kualitas dan kebersihan produk, sehingga kita dapat membangun reputasi yang baik dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk kita yaitu piscok lumer.

Dikarenakan bisnis piscok lumer memiliki harapan positif  bagi mahasiswa kedepannya, Oleh sebab itu permintaan akan piscok lumer diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran Masyarakat terutama mahasiswa akan pentingnya pola makan sehat. Akibatnya, bagi siapa saja yang tertarik, memulai bisnis piscok lumer mungkin menjadi peluang yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun