Terlahir lalu tinggal selama bertahun-tahun di pulau yang sama tidak membuatku jenuh. Saya-bersama dengan ribuan masyarakat Flores lainnya tetaplah orang Flores yang dengan bangga memproklamirkan pulau kami sebagai Pulau Bunga. Ya, Flores itu berarti bunga. Kepada begitu banyak warga negara Indonesia di pulau paling maju yang membentang dari Sabang sampai Merauke (lalu ditambah pula dari Miangas sampai Rote) perlu kuingat lagi bahwa sesuai dengan peta yang telah kita pelajari sejak kelas 3 SD, Flores itu bukan bagian dari negara Australia, atau di Aceh, atau di Ambon, atau di Papua. Flores terletak di Propinsi Nusa Tenggara Timur, bukan di Negara tetangga kita Timor Loro Sae. Pulau kami penuh warna dari manusianya yang beraneka warna kulitnya,ribuan kerajinan tangan, ratusan musim dari Januari sampai Desember serta puluhan tempat wisata indah. Tapi sayang, kami kurang dikenal karena kurang promosi. Saya ingin mempromosikannya. Sepertinya Kompasiana adalah pilihan tepat.
Sayang, di sinilah saya mulai iri hati dengan Jakarta dan sekitarnya. Saya iri hati karena untuk mengakses situs ini lalu mempostingkan tulisan ini luar biasa sulitnya. Iklan di televisi dari banyak operator internet wireless maupun non wireless seperti mimpi saja. Internet cepat yang digemborkan ternyata lambatnya minta ampun. Setelah bersusah payang menunggu akhirnya tulisan ini berhasil diposting. Semoga, jaringan fiber optik ring Palapa cepat difungsikan ya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H