Mohon tunggu...
Erlinda Nur Khasanah
Erlinda Nur Khasanah Mohon Tunggu... -

pecinta buku dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Catatan Sebuah Perjalanan di Malaysia – Singapura

2 Januari 2015   19:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:57 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya merupakan salah satu mahasiswi program studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada bulan September 2014, saya beserta 17 mahasiswa jurusan akuntansi lainnya berkesempatan mengikuti study trip selama seminggu ke Malaysia dan Singapura. Kami didampingi oleh dosen pembimbing kami, yaitu Bapak Akhyar Adnan dan Bapak Wahyu Manuhara. Kami terbang dari Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta dengan menggunakan airasia airlines pada pukul 13.24. Bagi saya pribadi, ini adalah pengalaman pertama kali saya naik pesawat.Setelah kurang lebih 2 jam perjalanan, kami sampai di Bandara Internasional Senai, Johor Bahru. Pertama kali menginjakkan kaki negeri orang, saya merasa bahagia dan terharu. Inilah impian saya yang sejak semester pertama kuliah di UMY. Dan karena izin Allah, akhirnya impian ini terwujud ketika saya kuliah di semester lima.

Setelah makan makan di Angsana Mall, kami melanjutkan perjalanan menuju hotel untuk beristirahat dan mempersiapkan diri di hari esok. Kemudian, keesokan harinya kami bersiap berkunjung ke Singapore Polytechnic. Untuk berpindah dari negara Malaysia ke negara Singapura bukanlah menggunakan prosedur yang mudah. Kami harus turun dari bus, berjalan menuju check point, mengantri dengan tertib untuk diperiksa paspor. Beberapa hal baru yang menarik bagi saya yaitu cara berjalan orang-orang di luar negeri ternyata sangat cepat dan jarang sekali berjalan sambil berbicara dengan orang lain. Saya sebagai orang Indonesia yang tidak terbiasa dengan berjalan cepat, sedikit agak kewalahan. Tetapi saya berusaha untuk beradaptasi dengan menambah kecepatan berjalan saya di negeri orang. Sepanjang perjalanan menuju negara Singapura saya melihat banyak orang yang berjalan kaki menuju sekolah, tempat kerja. Mereka membiasakan hidup sehat dengan berjalan kaki. Ternyata dari kebiasaan masyarakatnya, negara Indonesia masih sangat tertinggal daripada negara Malaysiadan Singapura.

Sesampai di Singapore Polytechnic, kami disambut ramah oleh beberaapa mahasiswa Singapore Polytechnic. Kebetulan, kunjungan kami bertepatan dengan liburan semester jadi hanya beberapa mahasiswa yang beraktivitas di kampus. Pertama, kami mengenalkan kampus kami masing-masing dan dilanjutkan diskusi mengenai accounting department. Kemudian kami diajak oleh mahasiswa SP mengelilingi kampus SP yang sangat luas. Kami berkeliling melihat class room, teacher room, library, SP Sport, sampai dengan canteen. Perpustakaan di Singapore Polytechnic sangat nyaman, dengan berbagai koleksi buku yang lengkap, koran, majalah, DVD film dan novel. Disana juga tersedia berbagai mainan edukasi yang bisa dipinjam ketika mahasiswa jenuh dalam aktivitas belajar. Mahasiswa SP juga bisa memilih untuk belajar dan membaca di indoor atau outdoor dengan dilengkapi fasilitas akses internet. Sebenarnya saya ingin tinggal lebih lama, bersantai dengan membaca buku dan novel di perpustakaan SP. Tetapi, kami hanya memiliki waktu yang sedikit dan harus melanjutkan perjalanan lagi.

Di hari selanjutnya, kami bersilahturrahmi di Muhammadiyah Singapore. Di sana kami juga disambut hangat oleh pengurus Muhammadiyah Singapore. Kemudian, mereka mengajak kami untuk berdiskusi mengenai perkembangan negara-negara di Asia Tenggara. Dari diskusi tersebut, memotivasi saya sebagai generasi penerus bangsa terus belajar untuk membangun negeri agar tidak kalah dengan bangsa lain. Selama di Singapura, kami juga berkunjung ke beberapa tempat wisata seperti merlion park, bugis street, dan sentosa island. Walaupun memiliki wilayah yang tak luas, Singapura dapat menjadi negara yang sangat maju dengan sumber daya manusia yang dapat diandalkan.

Kunjungan hari ketiga kami yaitu Universiti Tekonogi Malaysia (UTM). UTM ini merupakan salah satu universitas yang berada di Johor Bahru. Di UTM, kami disambut oleh beberapa dosen. Kemusian kami saling bertukar informasi mengenai kampus kami masing-masing, kebudayaan di negara Indonesia dan Malaysia, sistem pendidikan, tawaran kerja sama dan lain sebagainya. Ternyata mereka sangat ramah sehingga diskusi kami terasa sangat hangat. Setelah beberapa jam di UTM, kami harus melanjutkan perjalanan kami KeKuala Lumpur.

Kami membutuhkan waktu yang lama sekitar 7 jam untuk tiba di Ibu Kota negara Malaysia, Kuala Lumpur. Selama perjalanan, kami memanfaatkan waktu dengan belajar bahasa melayu bersama pemandu perjalanan. Beberapa kosa kata yang sayadapatkan di Malaysia diantaranya yaitu tandas (toilet), seronok (senang), kaki tangan (staff), pintu kecemasan (pintu darurat), pusingan dari (putar balik), orang cacat (capek), penat (lelah), seruduk (sendok), pokok (pohon), jantina (gender), jimat (hemat), sehala (searah), carangan (pendapat), kulliyah (fakultas), kereta (mobil), bas (bis), kewangan (keuangan) dan masih banyak lagi. Walaupun satu rumpun, harus tetap hati-hati dalam berbicara karena bisa terjadi perbedaan penafsiran.

Kunjungan study trip terakhir kami di Internasional Islamic University Malaysia (IIUM). Kunjungan di IIUM ini sedikit berbeda dengan kunjungan di kampus lain, karena kami berkesempatan untuk mengikuti kuliah di salah satu kelas. Mata kuliah yang diajarkan yaitu islamic banking. Saya begitu takjub dengan sistem belajar di kelas, karena tidak satu mahasiswapun berbicara dengan mahasiswa lainnya, mereka benar-benar memperhatikan materi yang dijelaskan oleh dosen. Selain itu, yang membuat saya merasa senang pernah belajar di kampus ini yaitu nuansa islami yang sangat melekat di IIUM. Semua mahasiswa berpakaian rapi, dan mahasiswi juga hampir semua menutup aurat dengan sempurna. Ketika di kelaspun tempat duduk antara perempuan dan laki-laki terpisah, Sehingga, membuat suasana di kampus menjadi lebih islami dan nyaman.

Kami menggunakan waktu yang tersisa sebelum kembali ke tanah air dengan mengunjungi beberapa tempat wisata di Malaysia. Tempat yang kami kunjungi diantaranya yaitu Lego Land Malaysia, Melaka, Batu Caves, KLCC, istana negara, dan Putra Jaya. Yang paling menarik bagi saya yaitu ketika masuk ke Masjid Putra Jaya, tidak boleh ada satu orangpun yang berpakaian ketat apalagi tidak menutup aurat ketika memasuki masjid. Jadi orang yang belum sempurna dalam menutup aurat harus menggunakan jubah berwarna merah untuk dapat memasuki masjid Putra Jaya. Hal ini menjadi suatu hal yang unik yang tidak pernah saya temui di Indonesia.

Saya senantiasa bersyukur karena saya telah berkesempatan berkunjung ke negara Malaysia dan Singapura. Walaupun hanya beberapa hari, saya dapat mengambil banyak sekali pelajaran berharga dari dua negara ini, baik itu dalam kebiasaan masyarakat, sistem pendidikan, kebudayaan dan masih banyak lagi. Dan saya berharap untuk dapat kembali lagi mengunjungi negara-negara tersebut, bahkan saya memiliki impian untuk tinggal lama disana untuk melanjutkan studi.

Erlinda Nur Khasanah

Mahasiswa Prodi Akuntansi semester 5

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun