Mohon tunggu...
Erlin Wulandari
Erlin Wulandari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang yang sedang belajar dunia jurnalistik. Suka nulis di kolom raket dan sedang tertarik juga di cabor basket. Nulis juga di erlinwulandari.blogspot.com. Bisa baca juga di iblindonesia.com dengan footnote erl/IBL.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Haruskah Kita Menolak Miss World?

10 September 2013   09:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:06 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_277995" align="aligncenter" width="300" caption="sumber: google.com"][/caption]

Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai oleh Eric Morley pada tahun 1951 dan pertama kali diadakan di Inggris. Setelah kematiannya pada tahun 2000, Istri Morley, Julia Morley, menggantikannya sebagai ketua.

Bersama rivalnya Miss Universe dan Miss Earth, kontes ini menjadi salah satu yang dikenal oleh masyarakat umum. Pemenang menghabiskan waktu setahun berkeliling dunia sebagai wakil dari Miss World Organization dan berbagai acaranya.Secara kebiasaan, Miss World tinggal di London selama masa baktinya.

Penyelenggaran Miss World setiap tahunnya digelar di negara yang berbeda. Dan pada tahun ini, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah kontes kecantikan tersebut. Penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah tentu dengan berbagai pertimbangan. Karena banyak negara yang berlomba-lomba memperebutkan agar negaranya dapat menjadi tuan rumah. Karena tentunya dengan digelarnya Miss World di negaranya, secara tidak langsung mereka dapat memperkenalkan negaranya di mata dunia.

Tetapi sayangnya penyelenggaraan Miss World di Indonesia menuai pro dan kontra. Banyak praktisi agama dan ormas Islam yang menolak penyelenggaraan Miss World dan berusaha menggagalkan perhelatan akbar tersebut. Mereka mengecam penyelenggaran kontes bikini, yang biasa dilakukan sebagai salah satu rangkaian acara Miss World.

Menanggapi hal tersebut chairwoman Miss Indonesia, Liliana Tanoesoedibjo mengatakan bahwa "Memang ada hal-hal tertentu. Dan, tentunya setiap event pasti ada pro kontra," kata Liliana saat memberi keterangan resmi di Nusa Dua, Bali, Sabtu 7 September 2013. (sumber: vivanews)

Menanggapi tentang kontes bikini dan dipermasalahkan oleh berbagai ormas Islam, Menko Kesra Agung Laksono mengatakan bahwa telah mendapat jaminan dari panitia penyelenggara Miss World 2013 bahwa peserta dari seluruh negara tidak memamerkan kontes penggunaan bikini di atas catwalk, apalagi sampai disiarkan televisi.

"Jadi adegan yang dikhawatirkan seperti menggunakan bikini, swim suit, two pieces ditiadakan. Apalagi ukur mengukur. Gak ada itu," kata Agung ketika ditanya pers di Halim Perdanakusumah Jakarta, Minggu (8/9/2013).

Menurut, pemerintah telah memutuskan pelaksanaan Miss World 2013 hanya di Bali saja. Rencana pelaksanaan final di Jakarta ditiadakan.

"Di Bali saja. Supaya masyarakat tahu, penyelenggaraan Miss World itu sudah disesuaikan dengan adat ketimuran kita, dengan budaya kita jadi ada baiknya terbukalah," kata Agung.

Agung Laksono juga menambahkan bahwa

"Penyelenggaraannya semua dipusatkan di Bali. Jadi tidak dicabut tapi diteruskan bahkan pemerintah juga memahami mungkin pembinaan-pembinaan ini kita akan membantu. Jadi tanggal 8 opening sampai closing, 20 hari itu disentralisasi di Bali saja," kata dia. (detik.com)

Meskipun demikian, masih banyak ormas Islam yang kekeuh menolak penyelenggaraan Miss World. Bahkan pada hari Sabtu, pada tanggal 7 September 2013 di perempatan KM.0 Jogjakarta masih ada ormas Islam yang demo menentang penyelenggaraan kontes kecantikan tersebut. Seperti yang saya dengar sendiri, orator mengatakan bahwa tidak hanya kontes bikini yang mereka permasalahkan. Namun mereka mengaggap bahwa kontes Miss World telah mengeksploitasi kaum wanita dengan tujuan komersil. Dan mereka mengatakan bahwa pakaian yang digunakan oleh kontestan Miss World tidak sesuai dengan syariat Islam. Dan sebagai umat mukmin mereka wajib menolak.

Ironis memang, apa eksploitasi yang mereka maksud? Entah saya yang terlalu bodoh atau bagaimana. Tetapi saya tidak menangkap sudut eksploitasi dalam penyelenggaran Miss World. Para wanita menawan dari seluruh dunia itu mewakili negaranya masing-masing untuk mempromosikan negaranya dengan kecerdasaan dan kepribadian baik yang mereka miliki. Tujuan mereka adalah untuk mengangkat nama baik negaranya, apakah itu yang disebut eksploitasi?? Saya hanya bisa mengerutkan dahi. Miss World itu tak ada bedanya dengan kontes kecantikan seperti Putri Indonesia, Miss Indonesia, Abang None Jakarta, Dimas Diajeng Yogyakarta, dll. Hanya saja perbedaannya terletak dari peserta yang mengikuti ajang tersebut. Peserta Miss World datang dari seluruh penjuru dunia. Lalu mengapa hanya Miss World yang dikecam, mengapa Putri Indonesia tidak? Mengapa abang none Jakarta tidak? Mengapa? Pertanyaan itu yang bergelayut di pikiran saya.

Saya merupakan seorang wanita, dan saya juga seorang muslim. Namun, saya cenderung pro terhadap penyelenggaran kontes kecantikan itu. Benar memang kontestan Miss World tidak menggunakan pakaian sesuai syariat Islam. Tetapi ya memang rata-rata dari mereka bukan seorang muslim, apa iya kita harus memaksakan mereka mematuhi hukum yang berlaku di agama Islam. Bukankah itu melanggar hak asasi manusia?? Saya tahu dan paham betul mengenai citra Indonesia sebagai negara dengan mayoritas muslim terbanyak di dunia. Namun, Indonesia tidak hanya dihuni oleh orang muslim. Sudah sepantasnya kita berbesar hati dan berpikir terbuka. Bukankah ketika masih kecil, kita selalu diajarkan Toleransi antar umat beragama dalam mata pelajaran PKn. Tidak ingatkan anda tentang itu??

Menyuruh kaum non muslim melakukan syariat Islam, sama dengan menyuruh umat Islam untuk memakan makanan haram. Sebut saja babi, babi dilarang di agama Islam tetapi tidak bagi kaum non muslim. Lalu, kalau anda umat muslim dipaksa makan daging babi atau makanan haram lainnya. Maukah anda menurutinya?? Coba berpikir apabila kita di posisi mereka. Terbukalah...

Sebagai perhelatan yang sudah berlangsung lama, Miss World tentu memiliki banyak dampak positif bagi tuan rumah maupun peserta ajang tersebut.

Bahkan pemerintah mengklaim ada dampak positif dengan menjadi tuan rumah Miss World 2013. Penyelenggaraan Miss World sekaligus mempromosikan budaya dan obyek wisata Indonesia ke dunia internasional.

"Tentu ada yang positif karena tidak hanya memperkenalkan Indonesia kepada 130 negara, namun akan ada cerita soal Indonesia," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar di kediaman Wakil Presiden Boediono, Jakarta, Sabtu (7/9/2013). (dikutip dari kompas.com)

Seperti kabar yang beredar, para kontestan Miss World akan diajak untuk mengunjungi berbagai tempat wisata tanah air. Mengenalkan budaya dan kesenian asli Indonesia serta diajak mengenal Indonesia lebih dalam. Nah, kalau Indonesia mendapatkan kesan baik. Tentu kontestan Miss World tersebut akan menceritakan kepada teman-teman dan kerabat di negara asalnya. Dan tentunya nama Indonesia akan lebih terangkat di dunia. Bila penyelenggaraan Miss World di Bali sukses, tentu Indonesia akan mendapat nama baik di mancanegara. Namun, apabila kontes Miss World gagal akibat ulah organisasi masyarakat yang menentang. Tentu Indonesia akan menjadi buah bibir dan mendapatkan stigma negatif di dunia. Bukan hanya Indonesia, namun nama Islam juga akan mendapatkan citra kurang baik

Berikut yang dapat saya sampaikan, mengenai pro dan kontra tentang penyelenggaran Miss World itu sudah menjadi hak asasi anda. Yang saya sangat menghargai itu, namun alangkah baiknya apabila kita mau berpikir panjang dan sedikit terbuka. Selamat siang!

sumber: vivanews, detik.com, kapanlagi.com, google.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun