Mohon tunggu...
Erlinda AdZikri
Erlinda AdZikri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030047 UIN Sunan Kalijaga

sedang mengetik...

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Aneka Permainan Tradisional di Pameran Budaya IKDS 2024

29 Mei 2024   09:08 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:37 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta - Pada Selasa 28 Mei 2024, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya (Fadib) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan pameran budaya. Pameran budaya dilaksanakan sebagai implementasi mata kuliah IDKS atau Informasi dalam Konteks Sosial, yang merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa semester 4 program studi Ilmu Perpustakaan.

Pameran budaya IDKS bertujuan untuk mengemas kembali informasi budaya  budaya yang hampir punah agar tetap eksis dimasa sekarang. Pameran budaya ini mengambil tema Bernostalgia Dalam Keceriaan Permainan Tradisional. Tema tersebut diambil dengan tujuan untuk mengingkat kembali kenangan masa kecil yang menyenangkan, serta untuk membangkitkan minat dan apresiasi terhadap kekayaan budaya yang nantinya akan mendorong pemeliharaan dan pelestarian permainan tradisional untuk generasi mendatang.

Pameran ini diikuti oleh mahasiswa - mahasiswi program studi Ilmu Perpustakaan semester 4 Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pameran budaya permainan tradisional yang diadakan oleh mahasiswa - mahasiswi Ilmu Perpustakaan ini dikemas dalam berbagai stand - stand yang dihias semenarik mungkin tiap per kelasnya. Stand - stand tersebut di isi dengan permainan - permainan tradisional yang sebagian besar berasal dari Wilayah Jawa.

Stand pertama pada pameran budaya permainan tradisional ini adalah stand permainan tradisional Kapal "Otok - Otok". Menurut penjaga stand yaitu Ninda nama Otok - Otok diambil dari suara khas yang keluar saat kapal tersebut berjalan. Ninda juga menjelaskan tentang cara bagaimana Kapal "Otok - Otok" ini bisa bekerja. Caranya dengan memasukkan air ke dalam 2 pipa yang ada dibelakang kapal atau bisa disebut "kenalpot", lalu pada bagian badan kapal terdapat tempat untuk diisikan dengan minyak dan kapas yang kemudian dibakar.

stand kapal otok-otok (dokumen pribadi)
stand kapal otok-otok (dokumen pribadi)

Stand kedua pada Pameran Budaya Permainan tradisional ini adalah stand permainan tradisional Bakiak. Menurut Iffah yang merupakan penjaga stand Bakiak mengatakan, "permainan tradisional Bakiak ini awalnya berasal dari negeri China yang punya sandal kayu. Kemudian masuklah kebudayaan tersebut ke Indonesia, nah sama orang Indonesia dimodifikasilah sandal tersebut menjadi seperti sekarang". Menurut Iffah, sandal kayu China itu hanya untuk satu orang saja, sedangkan hasil modifikasi sandal tersebut bisa digunakan oleh 3 orang atau lebih.

stand Bakiak (dokumen pribadi)
stand Bakiak (dokumen pribadi)

Stand ketiga pada Pameran Budaya Permainan tradisional ini adalah stand permainan tradisional Watu Gatheng. Watu Gatheng menurut penjelasan Amerta yang merupakan penjaga stand Watu Gatheng, permainan ini yang mirip dengan permainan Bekelan, yang membedakan Watu Gatheng dengan Bekelan yaitu media bermainnya. Jika Bekelan menggunakan bola bekel yang berbahan dasar karet, sedangkan Watu Gatheng menggunakan batu seperti namanya dalam Bahasa Jawa yaitu "watu".

Watu Gatheng (dokumen pribadi)
Watu Gatheng (dokumen pribadi)

Stand selanjutnya pada Pameran Budaya Permainan tradisional ini adalah stand permainan tradisional Cuki. Permainan Cuki adalah permainan asal Palembang yang dimainkan para bangsawan khususnya putri bangsawan kesultanan Palembang. Permaianan Cuki terdiri atas papan permainan, biji Cuki, bidak, dan dadu. Biji Cuki terdiri atas 2 warna, yaitu warna hitam yang berarti kurang baik, dan warna putih yang berarti kebaikan atau kesucian. Sekilas permainan ini terlihat seperti permainan Go, permainan tradisional asal Korea Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun