Di balik momen bahagia itu, kiara merasa lega. Tetapi juga kelelahan. Meskipun begitu, melihat kebahagiaan di wajah anak-anak tersebut dapat membuatnya merasa semua usaha dan pengorbanan itu berharga.
Keesokan harinya, saat pambelajaran dimulai, Kiara melihat Lia dan teman-teman nya membaca buku baru dengan semangat. Mereka bertanya dan berdiskusi, seolah tidak ada batasan antara guru dan murid. Di saat itu, Kiara menyadari bahwa pengabdian seorang guru bukan hanya tentang mengajar di depan kelas, tetapi juga tentang memantapkan kesempatan, harapan, serta kehangatan.
Di malam hari, ketika Kiara pulang, ia merenungkan hari-harinya sebagai seorang guru. Meski hidupnya tidak selalu mudah, ia merasa bangga telah memberikan yang terbaik bagi murid-murid nya. Usaha jahitannya pun sudah mulai naik sekarang ini. Kiara sudah mempunyai cukup tabungan untuk modal toko butiknya. Kiara sangat bersyukur dengan apa yang ia miliki sekarang ini. Di balik layar pengabdian, ia menemukan makna hidup yang sebenarnya. Yaitu, mengubah masa depan anak-anak melalui pendidikan, kehangatan, serta kasih.Â
Setiap senyuman dan ucapan terima kasih dari anak-anak adalah penghargaan yang tidak ternilai. Dengan penuh keyakinan, Kiara melanjutkan Pengabdiannya dan melanjutkan usahanya sekarang di toko butik. Kiara akan selalu membantu seseorang yang sedang membutuhkan bantuan nya. Dan setiap usaha kecil dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi kehidupan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H