Speech delay, atau keterlambatan berbicara, merupakan masalah perkembangan yang cukup sering ditemukan pada anak-anak. Pada umumnya, anak-anak mulai berbicara dalam berbagai tahap perkembangan yang berbeda. Namun, bagi sebagian anak, proses ini bisa berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Keterlambatan berbicara ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan speech delay pada anak? Apakah hanya faktor genetik atau ada juga faktor lingkungan yang mempengaruhinya?
A. Faktor Genetik sebagai penyebab Speech Delay
Salah satu penyebab utama speech delay pada anak adalah faktor genetik. Anak-anak dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan perkembangan bahasa, seperti orang tua atau saudara kandung yang mengalami keterlambatan berbicara, lebih berisiko mengalami masalah serupa. Penelitian menunjukkan bahwa gangguan berbicara sering kali turun-temurun dalam keluarga, yang menunjukkan adanya faktor genetik yang berperan.
Meskipun belum sepenuhnya dipahami, beberapa studi menunjukkan bahwa gangguan dalam pengaturan gen tertentu yang mengontrol perkembangan otak dan kemampuan berbicara dapat berkontribusi pada speech delay. Pada beberapa kasus, anak yang mengalami keterlambatan berbicara juga dapat menunjukkan tanda-tanda gangguan perkembangan lainnya, seperti gangguan spektrum autisme atau disleksia, yang juga memiliki komponen genetik yang kuat.
B. Pengaruh Lingkungan terhadap Speech Delay
Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga memegang peranan penting dalam perkembangan bahasa anak. Stimulasi yang kurang pada masa bayi dan balita dapat mempengaruhi kemampuan bicara mereka. Anak yang tumbuh di lingkungan dengan sedikit interaksi verbal, seperti kurangnya percakapan dengan orang dewasa atau kurangnya kesempatan untuk bermain dengan teman sebaya, lebih mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa.
Pengaruh orang tua sangat besar dalam hal ini. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang kaya dengan percakapan, bacaan, dan stimulasi verbal cenderung berkembang lebih cepat dalam kemampuan berbicara. Sebaliknya, anak yang kurang mendapat stimulasi verbal atau tidak terpapar pada berbagai pengalaman komunikasi verbal mungkin mengalami keterlambatan dalam mengembangkan keterampilan berbicara mereka.
Selain itu, faktor sosial ekonomi juga dapat memengaruhi. Anak-anak dari keluarga dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah atau yang hidup dalam kemiskinan lebih berisiko mengalami speech delay. Hal ini mungkin terkait dengan terbatasnya akses ke pendidikan yang baik, keterbatasan waktu orang tua untuk berinteraksi dengan anak, serta kurangnya sumber daya untuk terapi yang diperlukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H