Era Revolusi Industri 4.0 telah mengubah pengaruh dunia dengan cepat. Teknologi digital yang semakin berkembang pesat, memunculkan berbagai peluang dan tantangan baru. Dalam konteks pendidikan, siswa dihadapkan pada tuntutan untuk memiliki kemampuan adaptif, kreatif, dan inovatif agar mampu bersaing di masa depan. Namun, di balik kemajuan teknologi yang berkembang, tersimpan berbagai tantangan terhadap ketahanan mental siswa. Tekanan akademis, persaingan yang ketat, dan paparan informasi digital yang berlebihan dapat memicu stres, kecemasan, dan gangguan mental lainnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Mental Siswa di Era Revolusi Industri 4.0 dimulai dari Persaingan yang ketat dalam dunia pendidikan, tuntutan nilai tinggi, dan beban tugas yang berat dapat memicu stres dan kecemasan pada siswa, adapun paparan informasi digital yang berlebihan serta penggunaan media sosial yang kurang dibatasi dapat memicu terjadinya cyberbullying yang menggangu kesehatan mental siswa, dan terakhir Kurangnya dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekolah dapat memperburuk kondisi mental siswa yang sedang mengalami kesulitan.
Penyebab Menurunnya Ketahanan Mental Siswa diantaranya:
1. Kurangnya Kesadaran orang tua dan siswa yang belum memahami pentingnya kesehatan mental dan bagaimana mengelola stres secara efektif.
2. Stigma negatif terhadap gangguan mental membuat banyak siswa enggan untuk mencari bantuan profesional.
3. Keterbatasan fasilitas dan akses terhadap layanan kesehatan mental di beberapa daerah menjadi kendala dalam penanganan masalah mental pada siswa.
4. Kurangnya peran aktif orang tua dan guru dalam mendukung kesehatan mental siswa, seperti memberikan edukasi dan pendampingan.
Oleh karena itu perlu adanya Solusi dalam Membangun Ketahanan Mental Siswa dengan cara Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental sejak dini melalui program edukasi di sekolah dan dinas kesehatan, Meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan mental yang profesional dan terjangkau, Membangun lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan inklusif, serta mendorong komunikasi terbuka antara siswa, guru, dan orang tua, Memberikan pelatihan dan bimbingan kepada siswa dalam mengelola stres, seperti teknik relaksasi, mindfulness, dan manajemen waktu, Meningkatkan peran aktif orang tua dan guru dalam mendukung kesehatan mental siswa, seperti memberikan dukungan emosional, pendampingan, dan komunikasi yang positif, dan Memanfaatkan teknologi digital secara positif untuk mendukung kesehatan mental siswa, seperti aplikasi meditasi, platform konseling online, dan konten edukasi tentang penyuluhan kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H