Pagi itu seperti biasa sebelum rutinitas kantor menyapa, aku menyempatkan diri bersosialisasi, berkumpul sekedar bertegur sapa dengan beberapa teman yang berbeda bagian denganku. Seperti biasa pula, aku yang satu-satunya berstatus janda di kantorku selalu membuat mereka menjadi ramai tiap kali aku ada di dekat mereka. Sepertilah aku ini lebih hebat dari khasiat ginseng susu yang mereka minum setiap pagi. Mata mereka langsung berseri-seri bila aku datang mendekati. Terlihat sekali bahwa mereka adalah para lelaki yang memang membutuhkan variasi namun terkebiri. Aku saja mengalami ini, apalagi Angie sang selebriti yang seksi namun akhir-akhir ini ramai disorot televisi.
Seperti biasa juga topik yang paling hangat mereka tanyakan adalah mengapa aku tidak menikah lagi, selalu itu dan itu selalu hingga tak tahu lagi aku harus menjawabnya apa. Berkelit senantiasa pun tidak terlalu banyak membantu, biar sajalah aku mengaku sedang menunggu seseorang datang melamarku. Padahal aku pun tak tahu siapa itu. Memangnya kalau aku belum memiliki calon apa mereka mau membantu mencarikan?
Menurut salah satu diantara mereka, semua janda dimanapun berada memang selalu dihina karena kejandaannya. Bila berwajah cerah sedikit saja dianggap akan menggoda, sehingga para wanita yang tidak menyandang status itu buru-buru menutup pintu rumah, takut kalau-kalau si Tuan rumah ikut tergoda. Sungguh naïf namun itulah fakta.
Janda, disebabkan oleh berpisah meninggal ataupun karena bercerai hidup dengan suaminya selalu dipandang sebelah mata. Malah sebagian ada orang yang menganggap bahwa itu adalah kesialan diri semata. Untuk tuduhan itu mudah saja menyangkalnya, memangnya kita pernah memesan untuk jadi janda?
Tuduhan dan hinaan untuk para janda itu tidak bisa dihentikan. Meskipun tidak secara terang-terangan, maka secara sembunyi-sembunyi akan selalu ada dan terasa. Bagaimana menangkalnya?
Seorang sahabatku berkata bahwa mesjid adalah solusinya, mungkin untuk para janda yang bukan muslimah tempat ibadahlah penggantinya. Berlama-lamalah disana, habiskan waktu-waktu luang dengan melakukan amal disana. Â Mengapa harus disana? Â Sahabat itu berkata, bahwa orang-orang yang berada di tempat ibadah dan menghabiskan waktu hanya untuk beribadah tidak akan menghina apalagi memfitnah, meskipun kemungkinan itu selalu ada tapi persentasenya sangat sedikit sekali. Jadi kita para janda akan aman disana. Bersihkan hati, total lah beribadah karena hanya itu satu-satunya cara menepis semua gossip miring yang kadang datang meski tak diundang. Tentu saja kita sambil memperbaiki diri dalam segala hal. Dan satu jurus yang paling ampuh setelah itu adalah Biarkan anjing menggonggong namun janda pasti akan berlalu. Semua wanita menikah pasti berpotensi menjadi janda. Jadi, jangan takut sama janda yah! Apalagi jadi janda.
Erlina, 17 Januari 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H