Mohon tunggu...
Erlina Jusup
Erlina Jusup Mohon Tunggu... -

Tertipu aku dengan hatiku, akankah otak ku juga hendak menipu diriku???

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sorry, Kamu Aku Abaikan!

7 Januari 2012   07:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:13 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengetahui bahwasanya kau adalah suruhan wanita itu.   wanita yang begitu bernafsu menuduh aku sebagai pengacau rumah tangganya. Berkali-kali kujelaskan bahwa aku bukanlah type wanita seperti itu, tetapi ia tak pernah peduli. Di matanya aku adalah wanita pengacau. Padahal, jangankan mengganggu suaminya, mengenalnya saja pun aku tidak pernah.

Ternyata wanita itu tidak hanya pintar menggertak lewat sms-sms, terbukti dia mengirimkan engkau kesini. Dengan dalih sebuah kebetulan menemukan no HP ku, kau pun terus menerus menghujani aku dengan perhatian-perhatianmu.

Sebenarnya, sejak semula aku sudah tidak respek dengan dirimu. Beberapa kebohongan telah kau torehkan dan aku mengetahuinya tetapi tak kuasa untuk tidak mengabaikannya.

Hingga malam itu, kau menolak untuk menjemputku di stasiun bus AKAP. Padahal kau yang ngotot ingin menjemput aku saat aku melarangmu untuk menjemput karena masih terlalu subuh keluar rumah.

Sekarang, aku ignore semua panggilan handphonemu, aku cuekin semua sms mu. Aku benar-benar ingin terbebas darimu juga dari wanita itu. Kalian nikmati sajalah hidup kalian, jangan libatkan aku didalamnya. Aku taklah senaif yang kalian bayangkan. Percuma saja bermain-main dengan aku.

Permainanmu ku akhiri sudah. Tetapi sayang sekali, kau terperangkap sendiri. Kau pikir enak bermain-main dengan hati? Makanya, jangan terlalu menyepelekan aku. Memanglah, wajah dan body aku tidak terlalu menarik hati kebanyakan lelaki tetapi budi bahasa dan pelayanan atas nama cinta tidak pernah aku berpura-pura. Sekali saja seorang pria dekat denganku, maka seumur hidup tak akan pernah ia bisa melupakan aku.

Kau terperangkap oleh jeratmu sendiri. Kau terbakar oleh api yang kau nyalakan untuk membunuhku. Kau mabok karena minuman yg seyogyanya ingin kau berikan padaku. Kau tersesat dalam hutan belantara cinta yang tak sengaja tercipta diantara kita. Aku tau, tak mudah buatmu keluar dari kelam itu, tapi kau akan dapat pelajaran paling berharga disana. Selamat menikmati! Makanya, besok-besok jangan mau jadi suruh-suruhan orang lagi ya! Apalagi untuk sekedar bermain cinta.

Erlina, 06 January 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun