Berbicara gerakan pembaharuan Islam, secara sederhana gerakan ini merupakan upaya baik  yang dilakukan secara individu maupun kelompok pada kurun waktu atau situasi tertentu, untuk mengadakan satu perubahan dalam praktek-praktek keagamaan Islam dengan pemahaman dan pengalaman yang baru. Pembaharuan Islam ini bukanlah untuk mengubah, menambahi, atau mengurangi teks keagamaan yang sudah diyakini kebenarannya sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an dan Hadis, melainkan melakukan suatu kajian ulang terhadap paham keagamaan atau paham yang dianggap berkaitan dengan agama, atau sebagai bentuk ikhtiar intelektual dalam merespon berbagai persoalan sesuai perkembangannya.Â
Pada awal mulanya, gerakan pembaharuan di dunia Islam lahir sebagai respon terhadap masalah internal umat Islam berupa tradisi dan pemahaman keagamaan yang dinilai tidak lagi sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya dikarenakan masuknya paham-paham yang datang dari luar Islam seperti taqlid, takhayul, bid'ah dan khurafat.Â
Gerakan dan Pembaharuan dalam Islam di Indonesia sendiri lalu terjadi sejak abad ke-20, sehingga gerakan pembaruan pemikiran pada dunia Islam ini terjadi secara massif (besar-besaran) dengan menampakkan diri para tokoh-tokoh muslim dan organisasi besar terkemuka di beberapa negara, antara lain adalah Mesir, Iran, Pakistan (India), sampai kepada Indonesia.Â
Ide dan gagasan pembaruan tersebut dikeluarkan dengan istilah dan aksentuasi atau penekanan yang berbeda, seperti tajdid (renewal, pembaruan) dan ishlah (reform, reformasi), baik itu yang bertendensi bahwa orang yang hidup saleh dan yang menganggap kemewahan dan kesenangan sebagai dosa baik dari segi ajaran maupun revivalistik dari segi politik. Dalam ide pembaharuan ikut mewarnai pemikiran gerakan Islam di asia khususnya Indonesia.Â
Melihat latar belakang dari kehidupan tokoh-tokoh saat itu, besar kemungkinan landasan yang berkaitan perkembangan Islam di Indonesia sudah dipengaruhi oleh ide serta gagasan dari luar Indonesia. Seperti halnya Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), Ahmad Surkati (Al-Irshad), Zamzam (Persis), ketiga tokoh tersebut pernah belajar di Makkah dan mendapat kesempatan berinteraksi bersama arus pemikiran baru Islam dari Mesir. Selain beberapa tokoh diatas Tjokroaminoto (Sarekat Islam) yang juga diketahui mengeluarkan inspirasi gerakan dari gagasan dalam pembaharuan Islam di Asia. Melalui ide-ide perubahan Islam yang datang dari luar masuk ke Indonesia dapt dibaca secara langsung dengan melalui proses 3 (tiga) jalur, yaitu jalur haji dan mukim, jalur publikasi atau penerbitan, dan peran mahasiswa yang pernah menuntut ilmu di tanah Arab. Munculnya pembaharuan Islam yang ada di Indonesia juga terbentuk dari tindak lanjut beberapa hal:
- Â Terjadinya kemunduran Islam karena adanya penyimpangan dalam pelaksanaan ibadah
- Â Keterbelakangan para penganutnya
- Â Munculnya invasi politik, secara kultural dan intelektual dari pihak Barat
Sebagai langkah pembaharu, gerakan ini datang dari kaum pembaharu dalam gerakan pendidikan dan sosial. Kaum ini memandang betapa pentingnya pendidikan dalam membina dan membangun generasi muda. Kaum pembaharu dalam gerakan pembaruan Islam di Indonesia ini memperkenalkan sistem pendidikan sekolah dengan kurikulum modern. Dan mereka percaya bahwa melalui pendidikan pola pikir, masyarakat bisa diubah secara bertahap. Oleh sebab itu, kaum pembaharu mulai mendirikan lembaga pendidikan dan mengembangkan organisasi sosial kemasyarakatan. Terdapat enam organisasi lembaga yang didirikan saat itu, diantaranya :Â
   1. Sekolah Thawalib
     Sekolah Thawalib berasal dari surau jembatan besi. Surau adalah langgar atau masjid. Lembaga pendidikan Surau berarti pengajian di Masjid, mirip dengan bentuk pesantren di Jawa. Haji Abdullah Ahmad dan Haji Rasul pada 1906 kemudian merintis perubahan sistem surau menjadi sistem sekolah.
   2. Jami'at Khair
     Jami'at Khair didirikan di Jakarta oleh masyarakat Arab Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 17 Juli 1905. Salah satu pendirinya adalah Sayid Muhammad Al- Fachir bin Syihab, Sayyid Idrus bin Ahmad bin Syihab, dan Sayid Sjehan bin Syihab. Ketiganya adalah golongan sayyid, kaum ningrat atau bangsawan Arab yang berada di Indonesia. Dua program yang diperhatikan Jamiat Khair adalah mendirikan dan membina sekolah dasar. Selain itu, Jamiat Khair juga menyeleksi dan mengirim para pelajar untuk mengikuti pendidikan di Turki.Â
   3. Al-Irsyad
     Organisasi sosial Al-Irsyad didirikan oleh kaum pedagang Arab di Jakarta. Organisasi ini memusatkan perhatiannya di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah dan perpustakaan. Sekolah Al-Irsyad memiliki banyak jenis. Ada sekolah tingkat dasar, sekolah guru dan program takhassus yang memperdalam agama dan bahasa asing.
  4. Persyarikatan Ulama
     Awalnya, organisasi ini bernama Hayatul Qulub dan didirikan di Majalengka, Jawa Barat, pada 1911. Pendirinya yaitu K.H. Abdul Halim. Kiai Halim merupakan alumni Timur Tengah. Ia menyerap ide-ide pembaruan yang diembuskan oleh Muhammad Abduh dan Jamaluddin al-Afghani, dua tokoh penting pembaruan Islam di Mesir. Persyarikatan Ulama memusatkan perhatian di bidang pendidikan, sosial dan ekonomi.
  5. Nahdlatul Ulama atau NUÂ
    Nahdlatul Ulama berdiri pada 16 Rajab 1344 H atau 31 Januari 1926. NU ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Untuk menegaskan prisip dasar organisasi, K.H. Hasyim Asy'ari merumuskan kitab Qnn Assi (prinsip dasar). Selain itu, ia juga merumuskan kitab I'tiqd Ahlussunnah Wal Jam'ah. Dua kitab tersebut diimplementasikan dalam khittah NU, dijadikan sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial, keagamaan dan politik.Â