Mohon tunggu...
Erlina Annisa
Erlina Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

I am someone who really likes reading, My desire is to publish a book.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Timbulnya Gejala Depresi pada Anak Remaja Tingkat Akhir

7 Maret 2024   12:21 Diperbarui: 1 Mei 2024   18:42 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

World  Health  Organization(WHO) menyatakan bahwa banyaknya masalah kesehatan mental yang muncul terjadi pada awal remaja dan akhir masa remaja. Studi terbaru menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental, khususnya depresi, merupakan penyebab terbesar dari penyakit individu pada usia awal. Data ini juga menunjukkan bahwa depresi merupakan penyebab utama dari penyakit dan kecemasan yang dialami remaja.

Di beberapa tahun terakhir, hasil penelitian Mojtabai, yang menunjukkan prevalensi terjadinya depresi pada remaja dan dewasa meningkat di tahun-tahun terakhir ini, yaitu dari  8.7% di  tahun 2005  menjadi  11.3%  di tahun 2014 pada usia remaja, dan dari 8.8% menjadi   9.6% pada usia dewasa awal. Depresi pada remaja bukan sekedar perasaan stres ataupun sedih sebagaimana hal yang datang dan pergi begitu saja, melainkan merupakan sebuah kondisi yang serius yang dapat memengaruhi perilaku, emosi,dan cara berpikir para remaja tersebut. Berawal dari  kondisi  stres, yang jika tidak segera teratasi dapat masuk ke fase depresi.

Depresi adalah gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perasaan stres yang berlebihan,kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, sulit tidur atau nafsu makan berkurang, perasaan kelelahan dan kurang konsentrasi. Kondisi tersebut dapat menjadi kronis dan berulang-ulang, dan secara Kesehatan dapat mengganggu kemampuan individu dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.Di tingkat yang paling parah, depresi dapat menyebabkan seseorang bunuh diri. depresi pada remaja memang tidak terdiagnosis sejak awal dan baru terdiagnosis setelah mereka mengalami kesulitan serius di sekolah maupun pada saat menyesuaikan diri dengan teman sebayanya. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh beberapa respon gangguan sensitivitas yang tinggi sehingga mudah menjadi stres dan cenderung memiliki toleransi kesehatan fisik yang rendah. 

Oleh karena itulah masa remaja juga disebut masa Storm and Stress karena kondisi emosi mereka yang naik dan turun secara drastis, mudah bergolak dan sangat rentan terhadap konflik. Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan depresi, yaitu faktor genetik, biologi, lingkungan,dan faktor psikologis. Selain itu pada masa sekarang ini banyak remaja tingkat akhir,seperti mahasiswa yang sebagian besar masih sulit untuk mengendalikan tingkat kecemasan dan stres dalam dirinya,sehingga banyak terjadi kasus bunuh diri karena tidak kuat dengan beban yang di jalaninya.

Hal ini juga serupa terjadi pada anak sekolah tingkat menengah yang sering mengalami perundungan dan bullying,korban dari kasus tersebut akan merasa trauma dan tidak mempunyai kondisi mental yang baik,sehingga menghalalkan berbagi cara untuk menyakiti diri sendiri.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun