Erlina Agustia
KITA DAN 19
“Ternyata benar, rindu yang paling berat adalah ketika kita tidak bisa melihatnya lagi dan merasakan kehadirannya.”
Bagaimanapun akhir dari segalanya, aku cukup senang pernah menjadi bagian dari hidupmu, meskipun terbilang sebentar. Jika pertemuan dulu hanya untuk kita saling kenal, bantu aku untuk mengikhlaskan perpisahan ini dengan baik-baik.
Jika ini adalah akhir dari semua yang sudah kita ciptakan bersama, aku dan kamu. Maukah kamu menungguku di masa depan untuk mengulang semuanya, berikan aku waktu, dan aku akan tetap bersama menunggumu. Kita akan sama-sama saling menunggu meskipun entah kapan waktunya.
“Kita terhalang waktu, ruang, dan juga prosa. Kamu, aku dan 19.” -Bintang-
••••••••
Tepat ditahun 2019, aku bertemu dengan seseorang yang begitu indah dan rela berkorban untukku. Kita sudah terhalang waktu, ruang bahkan kehidupan.
*****
Sore ini, di penghujung hari di tengah-tengah keramaian taman. Langit menghitam menandakan bahwa hujan akan segera datang. Beberapa orang-orang yang ada di sana berlalu-lalang untuk mencari tempat teduh di kala hujan mengguyur mereka dari langit.
Berbeda dengan orang-orang yang sibuk untuk meneduh, dua orang di ujung taman masih asik dengan candaan dengan senyuman manis yang terukir begitu indah di bibirnya, menandakan bahwa cerita itu membuat mereka bahagia hingga tak terasa dengan hujan yang sudah mengguyur tubuh mereka.