Saya pun mengangguk dan memeluk erat tubuhnya. ''Jangan pernah tinggalin saya sendirian disini. Jangan pernah tinggalin saya. Saya benar-benar tidak sanggup ketika kamu pergi. Sedetik pun, saya tidak akan membiarkan dirimu hidup tanpa saya.'' balas ku saat itu.
Senyumnya cantik.
Saya suka.
Saya semakin jatuh cinta.
Tak lama dari hari saya melamar, keesokannya saya sesegera mungkin menikahinya dengan sederhana, sesuai permintaanya. Lalu saat saya memegang tangan Ayah-Nya untuk melaksanakan ijab qabul, saya justru menangis. Laki-laki arogan ini ternyata bisa menangis. Apalagi menangis di hari kebahagiaanya. Di hari itu saya berhasil menjadikan perempuan pandangan pertama saya sebagai istri dunia-akhirat saya.
Surat cinta ini saya tulis disaat saya berhasil menjadikan perempuan itu sebagai istri saya. Saya awali dengan ijab qabul, lalu saya jaga dia dan menjadikan perempuan itu sebagai pelabuhan terakhir saya. Mungkin, kalimat yang cocok untuk dirinya adalah 'Perempuan cantik dan pelabuhan terakhir'. Takdir yang tidak sengaja bertemu namun menumbuhkan sebuah rasa penasaran saya--- lalu saya penasaran dan ternyata, saya jatuh cinta di pandangan pertama itu. Awal pertemuan itu, ternyata awal dari segalanya di dalam hidup saya.
Surat cinta ini adalah hal yang ingin saya sampikan kepadanya dengan indah dan cantik. Layaknya saya yang selalu memanggilnya dengan panggilan yang indah dan cantik pula. Di kala itu, saya selalu memanggil perempuan milik saya dengan panggilan Bulanku, Semestaku, Cecintaku, Bintangku, dan juga Duniaku. Terlihat alay, 'ya? Namun saya rasa, panggilan itu adalah bukti rasa cinta dan sayang saya dengan istri saya.
Menurut saya, panggilan itu sangat sederhana. Semuanya adalah panggilan cantik saya untuknya. Panggilan sederhana yang mewarnai dunia layaknya keindahan yang setiap hari manusia pandang sebagai momen terindah di dunia. Tapi, di kisah kali ini, saya hanya ingin saya yang boleh memandanginya dan hanya saya yang boleh jatuh cinta kepadanyaÂ
Semua perasaan cinta akan terbingkai dan tertulis indah pada surat yang ingin saya tunjukkan untuknya, Seseorang yang saya cintai dan saya harap mampu menyentuh hatimu meskipun hanya lewat kata-kata singkat. sebab, saya sudah kehabisan akal untuk sebuah aksi yang harus saya perbuat. Maka dari itu saya hanya bisa melanjutkan-Nya dengan kata-kata yang mampu saya tuangkan dan saya anggap mampu untuk menjadi bagian dari perjalanan cinta ini, yang saya harap tidak akan usai sampai kapan pun.
Kamu tahu, disaat saya mengikrarkan ijab qabul, saya semakin bertambah untuk jatuh cinta kepadamu. Tidak ada kata-kata lain selain sempurna untukmu.Â
            Â