Pengalaman belajar di luar negeri, saya peroleh saat saya mendapatkan beasiswa ILEP dari Fullbright. Beasiswa ini diperuntukkan bagi guru-guru di beberapa negara. Melalui beasiswa ini saya berkesempatan mengikuti kuliah 1 semester di University of Minnesota dan melakukan internship sebagai guru Biologi di South High School di Minneapolis pada bulan Januari - Â Mei 2010. Pengalaman tersebut memberi pelajaran dan manfaat banyak bagi pekerjaan saya selanjutnya, dan tentu saja menambah relasi dan kolega.
Selama 5 bulan tinggal di USA, saya tidak mengalami kesulitan, baik dalam hal bergaul maupun makanan, bahkan saya dengan mudah dapat menemukan mesjid maupun toko makanan halal karena di negara bagian Minnesota banyak imigran dari Somalia yang notabene muslim. Makanan halal yang banyak saya temui, tentu saja makanan halal versi Arab alias makanan khas Arab. Saya kurang menyukai masakan Arab sehingga saya lebih sering membeli bumbu Indonesia di supermarket milik orang-orang China. Amat sangat mudah menemukan makanan dan minuman asal Indonesia di toko-toko China. Saya beruntung bisa memasak, jadi saya memilih memasak makanan sendiri dan sering saya memasak nasi goreng untuk teman-teman dari negara lain. Syukurlah dengan memasak, saya melakukan penghematan sehingga saya bisa melakukan perjalanan ke New York, Boston, Las Vegas dan Los Angeles. Bahkan saya bisa menonton Phantom of The Opera di Broadway dan membeli kamera DSLR Nikon D5000 dengan uang beasiswa dan masih bisa membeli oleh-oleh.
Tentu saja tidak hanya jalan-jalan saja yang saya lakukan. Yang pasti pengalaman berharga yang saya ambil adalah belajar di kampus sebuah universitas besar dan tentu saja mengajar di sekolah. Sekolah di USA yang biasanya hanya saya lihat di televisi dan hanya saya bayangkan, ternyata kemudian saya malah mendapat kesempatan untuk mengajar di sekolah di USA. Sistem pendidikan yang berbeda di sekolah USA dengan sekolah Indonesia tidak membuat saya bingung, karena saya sangat senang mengajar (tentu saja, karena saya adalah guru SMP pada saat itu).
Setelah masa singkat 5 bulan selesai, saya tetap berkomunikasi dengan sesama penerima beasiswa dari negara lain beserta dosen-dosen saya di University of Minnesota. Bahkan saking eratnya persahabatan saya dengan seorang guru di Brasil (sesama penerima beasiswa), saya selalu mengirim souvenir kepadanya setiap dia berulangtahun, mulai dari syal batik, tas batik, sandal batik (sekaligus promosi batik ke Brasil..he he). Dan saya tidak menyangka ternyata sahabat saya juga mengirimkan sandal havainas yang terkenal dari Brasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H