Mohon tunggu...
Erlangga Wijaya
Erlangga Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis muda yang aktif di media sosial

Muda, Karya dan Kaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jasa Anies Baswedan dalam Dunia Pendikan

27 Februari 2020   15:07 Diperbarui: 27 Februari 2020   15:10 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari ini, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang hangat-hangatnya diperbincangkan masyarakat. Bahkan beberapa media online ternama juga meletakkan nama Anies Baswedan sebagai Tag popular di laman beritanya. Mulai dari masalah Fomula E, meme Joker yang dibuat Ade Armando, Lem Aibon hingga banjir di Jakarta menjadi pemicu banyaknya nama Anies Baswedan diperbincangkan masyarakat, khususnya di media sosial.Sebelum menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di awal-awal periode pertama Pemerintahan Presiden Jokowi. Namun, kepemimpinan Anies Baswedan di dunia pendidikan Indonesia terbilang singkat, yakni hanya satu tahun Sembilan bulan saja. Anies dilantik menjadi Mendikbud pada 27 Oktober 2014 dan kemudian dicopot dalam reshuffle kabinet jilid II pada 27 Juli 2016.

Namun, dalam kepemimpinan yang terbilang singkat itu Anies sudah berhasil merombak beberapa kebijakan di dunia pendidikan Indonesia. Salah satu jasa Anies yang hingga saat ini dapat dirasakan seluruh pelajar Indonesia adalah idenya tentang Ujian Nasional (UN). Anies membuat nilai Ujian Nasional tidak lagi menjadi satu-satunya faktor kelulusan bagi Ppara pelajar di sekolah.

Selain masalah UN, Anies juga membuat kebijakan gerakan membaca-menulis. Anies Baswedan mewajibkan alokasi waktu membaca buku selain pelajaran selama 15 menit sebelum jam sekolah dimulai. Beliau pun meluncurkan Gerakan Indonesia Membaca -- Menulis, yang sebelumnya dilakukan secara terpisah.

Tidak sampai di situ, kebijakan Anies yang dinilai sangat humanis juga terletak pada himbauannya agar anak sekolah diantarkan oleh orangtuanya pada hari pertama sekolah. Kegiatan mengantarkan anak di #HariPertamaSekolah pun menjadi imbauan tersendiri darinya kepada para orang tua.

Dalam Surat Edaran yang beliau sebarkan, permohonan pemberian izin kepada perusahaan tempat orang tua kerja pun diajukannya, sebagai dispensasi bagi para orang tua yang hendak mengantarkan anaknya ke sekolah

Untuk membantu pendidikan di daerah-daerah yang jauh dari pusat Kota, Anies Baswedan membuat program Guru Garis Depan. Hal ini ia lakukan karena penyebaran guru belum merata di seluruh Indonesia, terutama di daerah Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T), dan guru yang ada di daerah 3T hanya untuk jangka pendek (1-2), Anies Baswedan memberikan inisiatif terbarunya. Dalam kebijakan ini dilakukan pengiriman ribuan guru secara bertahap ke daerah 3T dengan masa tugas jangka panjang sebagai guru permanen. Insentif pun dipersiapkan secara khusus, antara lain pengangkatan sebagai PNS daerah dan kredit rumah untuk Guru Garis Depan.

Tidak kalah pentingnya, sewaktu Anies menjabat sebagai Mendikbud RI ia dan jajarannya juga melakukan prombakan kurikulum pendidikan di tanah air. Pada Kurikulum 2013, Kemdikbud menemukan adanya kekurang-selarasan antara ide, desain, dan dokumen dan penerapannya. Bahkan sekolah pun belum dipersiapkan untuk dalam melakukan implementasi kurikulum tersebut. Sehingga, dilakukan penelaah ulang, revisi konsep dan dokumen kurikulum dengan melibatkan publik.

Hingga saat ini, meski tidak lagi menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies masih perhatian dengan dunia pendidikan. Hal ini terlihat seringnya Anies menghadiri atau menjadi pembicara dalam diskusi-diskusi pendidikan. Seperti misalnya saat Anies menghadiri  dan memberi sambutan dalam acara launching Aplikasi pendidikan GreatEdu yang mengangkat digital crowd learning, pada 16 februari 2019 di Jakarta. Dalam sambutannya Anies menyambut positif hadirnya aplikasi GreatEdu yang diinisiasi oleh sekumpulan anak muda.

Aplikasi GreatEdu yang  bisa didownload di App Store dan Play Store ini hadir untuk membangun partisipasi dan kolaborasi besar bagi seluruh penggiat pendidikan. Sehingga, semua orang bisa belajar, mengajar dan sharing pengetahuan dalam satu aplikasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun