Mohon tunggu...
Erlangga Wijaya
Erlangga Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis muda yang aktif di media sosial

Muda, Karya dan Kaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Joker dan Pentingnya Pendidikan untuk Kesehatan Mental

14 Oktober 2019   08:52 Diperbarui: 14 Oktober 2019   12:03 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Komedian  Arthur Fleck yang berubah menjadi Joker (Foto: warner bros)

JAKARTA - Sejak tayang pertamakali pada Rabu  (02/10/2019) di bioskop Indonesia, film Joker laris manis diterima masyarakat. Penonton begitu terpukau dengan alur cerita serta akting tokoh utama (Joker) yang diperankan oleh aktor papan atas Joaquin Rafael Phoenix. Besarnya antusias publik atas film Joker ini, juga berdampak pada kesadaran publik tentang pentingnya kesehatan mental.

Sebagaimana diceritakan dalam plot film tersebut, karakter komedian Arthur Fleck yang 'gagal' dalam kehidupan sosialnya berubah menjadi jahat serta dalang kriminal.  Hal ini disebabkan oleh kondisi di mana ia tersakiti, terisolasi dan diabaikan oleh masyarakat. Kondisi-kondisi ini kemudian menyebabkan mental Arthur Fleck terganggu yang kemudian membuatnya sering tertawa secara berlebihan.

Seperti yang dilansir dari People, salah satu penyakit yang menyebabkan Fleck tertawa tak terkendali diwaktu yang tidak tepat adalah gangguan yang disebut Pseudobulbar Affect atau PBA.  Pseudobulbar Affect (PBA) merupakan istilah untuk penyakit mental terkait gangguan emosi. Pseudobulbar Affect (PBA) ialah kondisi ketika seseorang tiba-tiba tertawa atau menangis yang tidak normal tanpa dipicu oleh sebab apapun. PBA disebut juga sebagai Pathological Laughter and Crying (PLC).

Namun, dampak dari PBA tidak selamanya bertentangan (kontras) dengan suasana hati pengidapnya. Misalnya, pengidap PBA yang hatinya sedang sedih tidak selalu harus tertawa. Banyak juga pengidap PBA yang mengeluarkan ekspresi yang sesuai dengan suasana hatinya. Namun, ekspresi itu terlihat sangat berlebihan (hiperbolis) dari kebanyakan orang yang mengalami hal serupa.

Seorang yang memiliki PBA akan mengalami emosi secara normal, terkadang akan mengekspresikannya dengan berlebihan, tanpa sebab, dan pada waktu yang tidak seharusnya. Jadi bisa dibayangkan betapa berbahanyanya seseorang yang terkena penyakit mental seperti yang diidap olehJoker. Dimana dalam susasana yang harusnya berkabung ataupun sedih, kemudian ada seseorang yang tiba-tiba tertawa secara berlebihan. Atau dalam suasana yang seharusnya bahagia, ada orang yang begitu sangat bersedih.  

Sebenarnya, penyakit mental tidak hanya masalah Pseudobulbar Affect (PBA). Di samping PBA, masih banyak lagi macam-macam penyait mental.

Dilansir dari webmd[dot]com,  setidaknya ada 5 jenis gangguan mental yang bisa dialami oleh seseorang.

  • Anxiety Disorders

Ganguan mental Anxiety Disorders adalah Susana di mana seseorang mengalami  kecemasan yang begitu kuat saat merespons suatu situasi. Seringnya penderita mengalami rasa ketakutan yang cukup hebat disertai dengan perubahan tanda fisik, antara lain detak jantung yang semakin cepat dan berkeringat.

  • Eating Disorders

Eating Disorders atau yang biasnya disebut dengan gangguan makan ini melibatkan emosi, sikap dan perilaku ekstrem yang memengaruhi berat badan dan makanan si penderita. Para pengidap ganggan mental ini selalu merasa kelaparan dimanapun dan kapanpun atau bisa juga tidak memiliki selera makan sama sekali.

  • Psychotic Disorders.

Dua gejala paling umum dari gangguan Psychotic Disorders ini adalah penderita sering berhalusinasi terhadap suatu gambaran atau suara yang tidak nyata.

  • Impulse Control and Addition Disorders (ICAD)

Gangguan ICAD istilah bagi orang yang mengalami gangguan kejiwaan berupa kecanduan terhadap sesuatu. Penderita gangguan ini tidak dapat menahan dorongan untuk melakukan tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain.

  • Mood Disorders.

Apabila kamu seseorang yang merasa sedih terus-menerus atau pernah mengalami rasa bahagia berlebihan. Kemungkinan kamu mengalami kejiwaan satu ini. Mood Disorders disebut juga gangguan afektif atau gangguan kejiwaan yang memengaruhi perasaan seseorang.

Di samping ini ada puluhan lagi penyakit mental yang banyak diidap oleh orang banyak. Salah satu ciri dari gangguan mental ini adalah dimana perilaku dari para pengidapnya sangat kontras bertetangan dengan yang biasanya dilakukan oleh banyak orang.

Peran Pendidikan Untuk Kesehatan Mental

Penyakit mental atau ganguan mental ini bisa menyerang siapa saja dan orang yang berprofesi apa saja. Jadi oleh karena itu sangat penting untuk mencegah terjadinya ganguan mental terhadap diri sendiri, keluarga maupun orang lain. Salah satu cara lebih dini untuk mencegah terjadinya penyakit mental atau gangguan mental bisa dimulai dari pendidikan.

Prof. Harry Minas dari Melbourne University dalam Workshop School Wellbeing and Children Meantal Health di UGM mengatakan sekolah secara khusus memegang peran penting dalam meningkatkan kesehatan jiwa yang berdampak pada kesehatan mental masyarakat. Namun Meski begitu, menurutnya sampai saat ini peran sekolah masih sangat sempit. Hal ini disebabkan oleh kurikulum yang diberlakukan hanya fokus pada ranah akademik, sementara fokus untuk pemberdayaan anak agar dapat berfungsi secara baik dalam hubungan sosial belum terumuskan dengan baik.

Prof. Harry mengatakan kesehatan mental sesorang harus ditangani dari komponen yang paling kecil yaitu keluarga. Ada beberapa aspek penting pendidikan yang berpengaruh terhadap kesehatan mental.

Pertama, Pendidikan dalam Rumah Tangga atau kelaurga. Pendidikan di dalam keluarga merupakan pendidikan paling dasar yang harus diberikan sebelum  anak menghadapi pendidikan di luar. Hal ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan mental si anak di kemudian hari.

Kedua, Pendidikan di Sekolah. Pendidikan yang didapatkan anak dari lingkungan keluarga sebaiknya dapat disempurnakan dengan mendapatkan pendidikan di sekolah. Guru di sekolah harus dapat menjamin hal-hal yang dibutuhkan bagi kejiwaan peserta didik terutama hasil prestasi mereka sebab setiap anak akan memiliki kecerdasan yang berbeda-beda.  

Ketiga, Pendidikan Agama. Selain beberapa pendidikan di atas, anak juga harus mendapatkan pendidikan agama. Pendidikan ini bisa dimulai dari orang tua dan juga bisa berlanjut di lingkungan sekolah. Dalam lingkungan keluarga, anak bisa diajarkan kebiasaan berakhlak baik sesuai aturan agama seperti berbuat adil dan bersikap selalu jujur.

Keempat, Pendidikan di Masyarakat. Masyarakat juga tak luput menjadi wahana pendidikan yang luas bagi perkembangan mental seseorang. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang berada di sekitar manusia tersebut baik lingkungan rumah, sekolah ataupun yang lainnya.        

Oleh karena itu, peran pendidikan sangat penting untuk membuat kesehatan mental seseorang tercapai dengan baik. Jangan pernah anggap enteng orang yang memiliki penyakit dan gangguan mental. Karena, tidak jarang mereka menjadi orang yang nekat dan bisa melakukan hal-hal yang berbahaya. Meskipun karakter Joker adalah karakter rekaan dan fiksi, tapi tidak menutup kemungkinan di luar sana banyak yang mengidapnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun