Puisi Because I Could Not Stop for Death karya Emily Dickinson ditulis pada abad ke-19 dan diterbitkan pada tahun 1890. Dalam puisi ini, Kematian digambarkan sebagai sosok
yang baik hati yang datang untuk menjemput si pembicara dalam perjalanan kereta menuju
kekekalan. Sepanjang perjalanan, mereka melewati berbagai pemandangan kehidupan seperti halaman sekolah, ladang gandum, dan matahari terbenam, sebelum akhirnya berhenti di sebuah kuburan yang jadi tempat peristirahatan terakhir si pembicara. Pembicara merenung bahwa meskipun sudah berabad-abad berlalu sejak kematiannya, rasanya seperti baru saja terjadi. Penulis menyukai puisi ini karena cara kematian digambarkan dengan damai, terutama dalam baris "He kindly stopped for me," (Because I could not stop for Death, baris 2), yang berbeda
dari pandangan umum tentang kematian sebagai sesuatu yang menakutkan, malah memberikan
rasa tenang.
Puisi ini memberikan perspektif baru tentang kematian. Cara Dickinson menggambarkan kematian yang tenang dan tidak tergesa-gesa menantang pandangan tradisional yang sering melihat kematian sebagai sesuatu yang tiba-tiba atau menakutkan. Baris "We slowly drove -- He knew no haste" (Because I could not stop for Death, baris 5) menyiratkan bahwa kematian adalah bagian alami dari kehidupan, sesuatu yang tidak perlu ditakuti atau terburu-buru. Pandangan ini membuat penulis memikirkan ulang pandangannya sendiri tentang kematian, melihatnya lebih seperti sebuah transisi lembut daripada sesuatu yang menyeramkan. Nada penerimaan dalam puisi ini juga memperkuat pemikiran bahwa kematian tidak bisa dihindari, tetapi bisa dilihat sebagai bagian damai dari perjalanan hidup.
Salah satu isu sosial yang diangkat oleh puisi ini adalah bagaimana masyarakat cenderung menghindari pembicaraan tentang kematian atau sering melihatnya dengan pandangan negatif. Sebaliknya, Dickinson menggambarkan kematian sebagai sesuatu yang hormat dan ramah, seperti yang terlihat pada baris "For His Civility" (Because I could not stop for Death, baris 8). Awalnya, penulis merasa penggambaran ini agak aneh, karena bertentangan dengan pandangan umum yang melihat kematian sebagai sesuatu yang harus ditakuti. Tapi, pendekatan ini akhirnya membuat penulis berpikir bahwa mungkin masyarakat akan lebih baik jika bisa melihat kematian sebagai sesuatu yang alami dan tidak selalu menakutkan. Puisi ini menawarkan cara yang lebih menerima untuk memikirkan kematian, yang bisa membantu mengurangi rasa cemas yang sering muncul saat membicarakan topik ini.
Penulis juga merasa terhubung dengan puisi ini karena sesuai dengan apa yang pernah penulis alami. Perjalanan damai bersama Kematian dalam puisi ini mengingatkan penulis pada saat ketika penulis harus menerima kenyataan kematian orang yang dia sayangi. Baris "We paused before a House that seemed / A Swelling of the Ground" (Because I could not stop for Death, baris 17-18) melambangkan kuburan, tetapi suasana tenang di adegan tersebut sejalan dengan pemahaman penulis bahwa kematian adalah bagian alami dari siklus kehidupan. Gambaran ini membantu penulis merasa lebih nyaman dengan gagasan bahwa kematian adalah langkah damai dan tak terhindarkan dalam hidup.
Pesan utama dari puisi adalah bahwa kematian adalah bagian alami dari kehidupan dan mengarah pada kekekalan. Penggambaran Dickinson tentang kematian yang baik dan sabar
mengajak pembaca untuk melihat kematian bukan sebagai sesuatu yang menakutkan,
melainkan sebagai transisi menuju sesuatu yang baru dan kekal. Baris "The Carriage held but
just Ourselves -- And Immortality" (Because I could not stop for Death, baris 4) menekankan
bahwa kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang abadi. Penulis menyukai
pesan ini karena memberikan rasa nyaman dalam menghadapi kematian, memperlihatkan
bahwa kematian adalah kelanjutan, bukan sebuah akhir.
REFERENCE
Dickinson, E. (n.d.). Because I could not stop for Death (479). Poetry Foundation.
https://www.poetryfoundation.org/poems/47652/because-i-could-not-stop-for-death-
479
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H