Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat ketertarikan masyarakat terhadap sepakbolanya tinggi. Sepakbola bagi beberapa orang merupakan sumber hiburan dan juga sumber penghasilan. Setiap warga Indonesia yang menyukai olahraga sepakbola pasti memiliki tim yang dibanggakan.
Tidak semua orang memiliki tim yang sama untuk didukung bahkan karena perbadaan tim yang didukung dapat menyebabkan konflik antar pendukung. Seperti konflik yang sudah sangat sering terjadi adalah konflik antara Jackmania dengan viking yang merupakan pendukung dari tim Persija Jakarta dan Persib Bandung. Tetapi semua warga Indonesia yang menyukai olahrag sepakbola memiliki satu tim yang semua warga dukung yaitu Tim nasional Indonesia.
Tim nasional Indonesia adalah tim sepakbola yang mewakili seluruh rakyat Indonesia maka dari itu apabila Timnas bertanding banyak orang yang berbondong bondong untuk datang ke stadion atau tempat Nobar atau nonton bareng dengan tujuan untuk mendukung Timnas bertanding. Pada tahun ini Timnas Indonesia mengikuti salah satu turnamen resmi  yang bergengsi yaitu kualifikasi piala dunia tahun 2022.
Performa Timnas Indonesia pada turnamen ini merupakan salah satu performa terburuk Timnas Indonesia karena dari 5 pertandingan indonesia tidak dapat memperoleh poin atau selalu kalah dalam setiap pertandingan yang dilakoni oleh skuat asuhan Simon Mcmenemy.
Kekalahan ini tidak hanya berdampak bagi pemain yang bermain saja namun kekahalan ini berdampak bagi masyarakat Indonesia pula. masyarakat yang biasanya berjualan disekitar stadion lalu  masyarakat yang membuka tempat nonton bersama merupakan contoh dari beberapa kalangan yang dirugikan akibat buruknya performa Timnas indonesia karena buruknya performa Timnas berpengaruh kepada penghasilan mereka karena makin sedikitnya orang yang menonton pertandingan Timnas Indonesia.
Salah satu pedagang yang merugi akibat buruknya performa timnas ini adalah ibu Lusi yang berdagang minuman ringan disekitar stadion utama Gelora Bung Karno. Wanita berumur 42 tahun itu mengungkapkan saat ada pertandingan dia bisa menjual lebih dari 50 dus botol minuman. Kini, meski laga menarik Timnas melawan Thailand, Lusi hanya bisa menjual delapan dus.Â
Penurunan performa Timnas Indonesia merupakan penyebab dari beberapa faktor. Faktor yang menonjol adalah pelatih yang ditunjuk untuk menangani Timnas senior Indonesia yaitu Simon Mcmenemy. Permainan yang kurang menarik untuk ditonton dan dinilai kurang berani menyerang merupakan tanggung jawab dari pelatih berdarah Inggris tersebut. PSSI harus segera menemukan solusi dari permasalahan ini karena buruknya performa Timnas Indonesia  berpengaruh pula kepada masyrakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H