Salah satu bangunan yang baru ditertibkan karena berdiri di jalur hijau tepi Sungai Ciliwung ialah Sanggar Ciliwung. Sanggar ini berdiri di RT 6, RW 12, Bukit Duri, Jakarta Timur. Dengan berbagai macam prestasi dari mulai Nasional hingga Internasional sanggar ini sudah diratakan dengan tanah, seperti sudah tidak dianggap oleh pemerintah akhirnya sanggar ini menjadi kenangan dengan meninggalkan ratusan anggotanya.
Budayawan Sandyawan Sumardi sudah memperkirakan penggusuran tersebut sejak tahun 2011. Ketika itu, Sanggar pernah membuat pementasan teater di Taman Ismail Marzuki dengan cerita utama tentang penggusuran dengan judul Ciliwung Larung.
"Pementasan 2011 jadi nyata soal Ciliwung Larung tentang penggusuran kampung kami," kata Sandyawan kepada saya di Sanggar Ciliwung.
Pemain teater ketika itu adalah warga dari dua kampung yaitu Bukit Duri dan Kampung Pulo yang sekarang sudah rata oleh tanah, mereka sangat histris saat penggusuran Bukit Duri berlangsung pada Rabu (28/9/2016), pementasan tersebut terasa nyata.
"Pemainnya gabungan dua kampung, banyak pemain teater yang takut (ketika itu) pada saat penggusuran terjadi," katanya.
Pemukiman di Kampung Pulo sekarang sudah digusur lebih dulu oleh pemerintah Jakarta pada Agustus 2015. Sebelum digusur, sebagian warga Kampung Pulo sering belajar di Sanggar Ciliwung. Mereka ke sanggar dengan naik perahu gethek di belakang sanggar.
"Dulu di belakang sanggar ada kapal gethek, kami bikin sendiri untuk ngehubungin dua kampung ini buat belajar," kata dia.
Sanggar Ciliwung, kata Sandyawan, merupakan sarana pemberdayaan bagi warga, khususnya dalam bidang sosial dan seni yang sudah melakukan penjualan di kanca Internasional
"Di sini pusat pemberdayaan remaja dan masyarakat dari berbagai kampung, khususnya Bukit Duri, hasil seni dari anak-anak sudah dipasarkan di Bali, dan Malaysia ya tapi namanya karya seni ga bisa cepat terjual butuh proses" ujarnya.
Kini, nasib kampung Bukit Duri sudah menyusul Kampung Pulo. Pemerintah Jakarta sudah merelokasi warga ke rusun Rawa Bebek, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur. Pemerintah menertibkan tepi sungai guna mengembalikan fungsi lahan ke lahan hijau. Sanggar dengan segudang prestasi ini hanya tinggal angan-angan. [Erlangga Bregas Prakoso]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H