“Ronni, anak manis dan lucu, ntar digigit nyamuk loh” sapa arum. Arum melihat buah hati si kecil tambah dewasa. Ayahnya tega meninggalkan mereka demi uang. Tono menikah dengan Arum karena Arum anak orang terkaya di kotanya, setelah keluarga Arum terkena krisis ekonomi, Tono suami Arum meninggalkan begitu saja, namun apa dikata semuanya terjadi begitu cepat. Arum memang mengenal pribadi yang baik,santun dan supel dan kenyataannya terbalik malahan Arum baru sadar bahwa Tono adalah seorang playboy,matre dan brengsek
“Ahhh, kenapa aku baru sadar sekarang ketika anak ku tumbuh besar,” Arum melontarkan kata rasa penyesalan menikah dengan Tono, namun rasa sakit hatinya bisa terobati kehadiran Ronni, anak semata wayang.
Bermain di taman umum Kembang Teratai yang penuh keragaman bunga dan buah ,siapa yang tidak krasan,adem ayem dan bahagia. Aru melihat tanaman buah seperti barbados cherry,miracle ,buah buni dan buah lainnya yang sengaja ditanam oleh masyarakat sekitar.
Melihat sosok pria yang gagah,santun,pinter dan agamis, itulah Hengki. Hengki menaruh perasaan pada Arum semenjak SMA , Arum lebih tertarik sama Tono , Hengki paham semuanya itu. Hengki tak memaksakan kehendak untuk Arum jatuh cinta padanya biar terjadi secara alami.
Sejenak Arum dan Hengki hanya bertatap mata saat bertemu, Hengki pun menyapa, “Sudah lama kita tidak ketemu,Bagaimana kabarmu sekarang, Arum”
Arum hanya bisa menjawab. “Baik. Hengki”
Antara kangen , cinta dan malu bercampur jadi satu. Arum pun tak kuat menahankan rasa jengkelnya dan meluber , Arum meneteskan mata, “Hengki, Aku menyesal menikah dengan Tono, Tono ternyata bukan pria baik baik seorang pecundang sejati. Owh Hengki, andaikata aku mendengar nasihatmu dulu, pasti aku bahagia denganmu.”
Hengki pun menjawab dengan simpel,”Aku sudah menikah, dan aku bahagia bersama istriku yang sekarang seorang dokter mata.”
Arum segera memeluk Hengki, tak tahan mendengar Hengki sudah memiliki kehidupan yang baru dan tak ingin merusak kehdiupan mereka.
Arum mengutarakan kata sebelum berpisah sama Hengki.”We belong together” Hengki hanya diam seribu dan matanya pun ingin menetaskan mata , namun hanya tertahan di kelopak mata.
“Maafkanlah aku , Hengki. Selamat Tinggal.” Suara hati Arum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H