Sebagai sebuah bentuk perkembangan teknologi di masa globalisasi ini, bahasa AI seperti ChatGPT telah memberikan banyak bantuan untuk memudahkan kita menyelesaikan berbagai masalah, mulai dari yang mudah sampai yang sulit. Namun, meskipun ChatGPT seakan memiliki jawaban untuk segala pertanyaan dan telah membantu kita dalam segala aspek, nyatanya ChatGPT sendiri bukanlah suatu program yang sempurna. Pandangan orang-orang terhadap munculnya salah satu bahasa AI ini sangatlah beragam; ada yang positif atau mendukung (pro) kemunculan ChatGPT ini, dan ada pula yang negatif atau bahkan mengecam kehadiran program ini.
Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu tahu dulu apa itu ChatGPT. ChatGPT adalah sebuah model bahasa alami (natural language) berbasis AI yang dikembangkan oleh OpenAI, berdasarkan arsitektur GPT (Generative Pre-trained Transformer). Mudahnya, ChatGPT adalah salah satu program bahasa AI yang dilatih menggunakan algoritma dan kecerdasan buatan (AI) untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diberikan padanya. Lalu, bahasa AI sendiri itu apa? Bahasa AI (Artificial Intelligence) adalah bahasa yang digunakan oleh sistem komputer atau mesin untuk memproses dan menghasilkan output berdasarkan algoritma dan model pembelajaran mesin. Bahasa AI juga dapat merujuk pada bahasa alami (natural language) yang digunakan untuk berinteraksi dengan asisten virtual atau chatbot berbasis AI, yang mampu memahami dan merespons permintaan atau pertanyaan kita.
Dari sisi pendukung (pro), ChatGPT adalah sebuah bentuk bahasa AI yang sangat membantu kita dalam berbagai hal, seperti mempermudah dan lebih mengefisienkan proses komunikasi dan kerja kita. Dengan kemampuannya, ChatGPT dapat digunakan untuk mengotomatisasi pekerjaan dan research kita, membantu kita dalam mengambil keputusan, menemukan jawaban atas sebuah pertanyaan tanpa mengharuskan kita mencari ke berbagai sumber, membantu kita untuk mengecek kesalahan dalam pekerjaan kita, dan masih banyak lagi. Intinya, ChatGPT adalah salah satu program bahasa AI yang dapat sangat membantu mengurangi beban pekerjaan kita sebagai manusia.
Di sisi lain, yaitu sisi penentang (kontra), ChatGPT mengancam keberlangsungan pekerjaan kita karena banyak pekerjaan atau tugas yang telah diotomatisasi oleh bantuan ChatGPT sehingga hampir tidak diperlukan lagi bantuan manusia dalam pekerjaan yang telah diotomatisasi itu. Kemampuan ChatGPT dalam memahami bahasa manusia dan mengulik data di internet juga dapat menimbulkan potensi penyalahgunaan data pribadi dan hak cipta. Kehadiran ChatGPT juga akan membuat kita terlalu bergantung pada teknologi sehingga keterampilan kita akan semakin berkurang dan hilang. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sudah ada banyak kejadian di mana data yang diberikan oleh ChatGPT tidak aktual. Dalam arti, jika data yang diberikan diperiksa kembali kebenarannya di Google, maka tidak akan muncul data yang relevan.
Pada akhirnya, tidak ada yang benar atau salah dalam pandangan terhadap kemunculan bahasa AI ini. Kehadiran ChatGPT memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat dalam segala aspek kehidupan bagi kita semua, namun tugas kita adalah menggunakan bahasa AI ini dengan bijak dan tidak menyalahgunakan atau terlalu bergantung pada penggunaan ChatGPT. Selain itu, penggunaan ChatGPT secara terus menerus dapat menyebabkan ketergantungan kita dalam menyelesaikan tugas yang kita miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H