Mohon tunggu...
Erla Dwi Nanda Suryani Putri
Erla Dwi Nanda Suryani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan seorang mahasiswa yang mempunyai ketertarikan dalam jurnalistik, terutama pada bidang kepenulisan artikel berita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gapai Cita yang Tak Sejalan dengan Keinginan Sendiri

22 November 2023   19:33 Diperbarui: 23 November 2023   10:42 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan yang kerap disapa dengan Wati lahir pada tanggal 04 Oktober 1998. Ia merupakan seorang perempuan yang cukup tekun, gigih, dan telaten dalam melakukan segala sesuatu. Sejak kecil ia sangat senang dengan seni menggambar dan melukis hingga membuatnya bercita-cita menjadi seorang arsitektur. Namun keinginan itu seakan pupus, sebab ia berasal dari keluarga dan lingkungan yang mayoritas pekerjaannya di dunia pendidikan. Secara tidak langsung menjadi sebuah tuntutan tersendiri yang harus dipenuhi oleh para generasinya. Begitupun dengan Ibunya yang tentu menginginkan anaknya menjadi seorang guru. Adanya hal ini membuat ia merasa gelisah dalam memilih karier antara pilihan sendiri atau mengikuti keinginan Ibunya.  

Perbedaan antara keinginan Wati dengan Ibunya terjadi saat ia masuk jenjang SMA. Di mana ia ingin melanjutkan sekolah ke SMK dengan jurusan Desain Permodelan dan Informasi Bangunan (DPIB) yang harapannya nanti bisa melanjutkan kuliah arsitektur. Akan tetapi berbeda dengan Ibunya yang menginginkan ia melanjutkan di SMA/MAN. Sebenarnya ia sudah mendapat lampu hijau dari ayahnya, namun semua kembali pada keputusan Ibunya. Akhirnya ia sekolah di salah satu MAN yang dipilih oleh ibunya.       

"aslinya dulu aku pengen masuk SMK jurusan DPIB, tapi ngga jadi soalnya ngga dapat izin Ibu. Kalo ayah sih lebih ngebebasin anaknya, tapi ibu udah ngga ngizinin mau gimana lagi" Ujar Wati, Minggu (12/11/2023) 

Tuntutan ini terus berlanjut setelah Wati lulus MAN yang mana ia harus melanjutkan kuliah jurusan pendidikan. Selain itu ia juga tidak dibolehkan untuk berkuliah di luar kota. Pada akhirnya ia mengambil jurusan PGMI di Universitas yang jaraknya cukup dekat dengan rumah. Lagi-lagi ia harus merelakan cita-citanya yang dari dulu ingin menjadi seorang arsitek. Semua tuntutan dari ibunya selalu ia turuti, meskipun dalam hati kecilnya sangat terbebani.

Setelah berjalannya waktu, ia lulus dengan gelar S.Pd yang membuat ibunya sangat senang dan bangga padanya. Sebenarnya saat masih kuliah semester akhir pun ia sudah ditawari untuk mengajar oleh kepala sekolah. Sebab dari awal ia tidak punya niat untuk menjadi guru, maka tawaran itu ditolak. Keputusannya cukup membuat ibunya kecewa dan sempat tidak komunikasi 2 hari, tapi kali ini ibunya tidak lagi egois. Ia memilih untuk bekerja di luar gelarnya, mulai dari menjadi karyawan toko hingga admin di dua toko yang berbeda. Ia juga membuka usaha sampingan sendiri yang berbau seni seperti jasa henna tangan, henna craft, dan kaligrafi.

"ya udah cape aja dari dulu ngikutin kemauan ibu terus. Sekali-kali aku juga pengen jalani hidup sesuai sama passion/keinginanku dan alhamdulillah nya kali ini ibu ngasih kesempatan itu" Ujar Wati, Minggu (12/11/2023) 

Hampir kurang lebih selama 2 tahun Wati menjelajah berbagai macam pekerjaan dan akhirnya ia ada di titik capek sendiri. Dari semua pekerjaan yang pernah dijalaninya tidak ada satu pun yang menurutnya sesuai dengan passionnya, kecuali usaha sampingannya. Sambil menangis ia ngobrol dengan ibunya bahwa akan mencoba menjadi guru saja. Mendengar hal itu tentu membuat ibunya ikut terharu dan bahagia. Sekarang Wati sudah menjadi guru di SD, meskipun cukup berat untuk menjalaninya namun karena niat mewujudkan cita-cita ibu insyaAllah semua akan dan selalu dipermudah.

"aku udah di titik pasrah jalani hidup, kaya ngga ada arah aja gitu. Akhirnya aku memutuskan buat balik ke ibu, mencoba mewujudkan keinginan ibu yang sempat aku bantah kemarin. Sekarang aku mencoba untuk bisa ikhlas aja, buktinya juga nggak kerasa udah mau 2,5 tahun aja jadi guru" Ujar Wati, Minggu (12/11/2023) 

Semua akan selalu terasa berat jika kita menjalani segala sesuatu dengan tidak ikhlas. Yakin dan percaya bahwa jika tujuan utama untuk membahagiakan orang tua, maka hidup akan terasa lebih ringan. Tidak ada salahnya kita keluar dari zona nyaman atau bertolak belakang dengan passion yang dimiliki. Harus selalu ditanamkan pada diri bahwa "hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan"-Sutan Sjahrir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun