Mohon tunggu...
Erla Dwi Nanda Suryani Putri
Erla Dwi Nanda Suryani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya merupakan seorang mahasiswa yang mempunyai ketertarikan dalam jurnalistik, terutama pada bidang kepenulisan artikel berita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejak Zaman Belanda! Intip Potret Warung Lawas Kakek-Nenek Di Tengah Kota Malang

12 November 2023   19:39 Diperbarui: 12 November 2023   20:03 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Warung ini sering dijuluki sebagai warung "Pak Tua", sebab penjualnya sendiri merupakan seorang Kakek. Meskipun begitu beliau tidak berjualan sendiri, melainkan berdua bersama istrinya. Warung Pak Tua berada daerah dekat pasar pagi Jl. Jombang, tepatnya di gang 1 Nomor 23, Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Di samping itu juga sangat dekat dengan Universitas Negeri Malang (UM). Salah satu hal yang menarik yaitu warung ini sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda.

"Buka e wes lama pol mbak, dari zaman Belanda sampean belum lahir. Gedung UM masih 2 gelintir" Ujar Kakek, Rabu (25/10/2023)

Jadi bisa dikira-kira sendiri bahwa memang warung ini ada sejak beberapa puluh tahun yang lalu. Artinya, Kakek dan Nenek sudah bersama-sama berjualan dari masa muda hingga masa tua seperti sekarang. Buktinya mereka secara tidak langsung menjadi saksi perkembangan UM dari yang masih punya 2 gedung saja, sampai saat ini yang sudah memiliki gedung berjejer-jejer.

Keberadaan warung ini dikelilingi oleh kawasan kos-kosan yang mayoritas ditempati oleh mahasiswa UM. Sehingga tidak sedikit konsumen yang berasal dari kalangan mahasiswa UM. Warung Pak Tua menyediakan berbagai macam jajanan ringan serba Rp. 2.000 an. Oleh sebab itu, tidak heran jika warungnya menjadi langganan para anak kos ketika ingin ngemil dengan budget yang sangat murah. Terdapat beberapa jajan yang menjadi best seller, misalnya saja seperti choco crunch, roti-rotian dan jajanan lain yang memiliki flavor pedas. Di setiap kulakan jajan-jajan tersebut sangat cepat sekali habisnya. Biasanya hanya tersisa jajan-jajan jadul yang mungkin saja kurang di minati generasi millennial, seperti untir-untir, dele goreng, marning jagung, dsb. Selain menjual jajanan, warung ini juga menjual berbagai macam kebutuhan pokok seperti toko pada umumnya. Mulai dari beras, kopi, gula, telur, mie instant, bumbu dapur, minyak hingga perlengkapan mandi pun ada.

Warung ini menjadi satu-satunya sumber pendapatan untuk memenuhi semua kebutuhan dalam hidupnya. Mayoritas seseorang yang memasuki fase lanjut usia (lansia) memutuskan menghabiskan masa tuanya untuk bersantai atau melakukan aktivitas sesuai dengan hobinya. Namun berbeda halnya dengan Kakek dan Nenek ini yang justru memilih menghabiskan masa tuanya untuk bekerja dengan menjaga warung. Mereka terus kompak dan semangat menekuni usahanya yang telah dirintis sejak dulu.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun