Penyampaian materi untuk jenjang sekolah dasar memang membutuhkan effort lebih. Situasi di dalam kelas pun tidak bisa diprediksi, apakah akan berjalan dengan baik atau sebaliknya. Ketika anak sudah merasa bosan biasanya kelas akan ramai dan tidak terkondisikan. Karena itu, guru harus bisa memilih metode dan media pembelajaran yang cocok agar tidak membosankan. Guru di sini tidak bisa menggunakan metode pembelajaran ceramah yang notabene proses pembelajaran hanya berpusat pada penjelasan dari guru saja. Hal ini tentunya memicu siswa mudah merasa bosan dan tidak nyaman, sehingga akan berdampak pada tingkat pemahamannya terhadap materi yang disampaikan guru.
Hampir di semua mata pelajaran pastinya guru akan mendapat hambatan seperti itu, tidak terkecuali pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn). Di mana mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) khususnya pada materi terkait Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Masih banyak siswa yang kesulitan dalam menghafal simbol-simbol serta bunyi dibalik simbol tersebut. Berdasarkan hal itulah pada mata kuliah umum Pendidikan Kewarganegaraan, mahasiswa Universitas Negeri Malang membuat sebuah proyek pengabdian di SDN 2 Petungsewu, Kecamatan Wagir. Pengabdian dilakukan selama satu hari pada tanggal 11 November 2022. Media pembelajaran yang digunakan yaitu media gambar yang bertujuan agar siswa mudah dalam menghafal simbol-simbol Pancasila beserta bunyinya.
Proses pembelajaran dimulai pukul 09.00 yang diawali dengan mengajak siswa untuk melafalkan bunyi Pancasila secara urut. Langkah ini bertujuan untuk mengecek siswa apakah masih ingat dan hafal mengenai bunyi Pancasila. Kemudian saya bertanya kepada siswa mengenai simbol apa di balik bunyi tersebut. Ternyata tidak sedikit siswa yang kurang mengetahui simbol dari Pancasila. Nah, agar siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti proses pembelajaran ini, maka saya menggunakan media pembelajaran gambar yang berisi simbol-simbol Pancasila. Mulai dari gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, serta padi dan kapas. Di mana saya menjelaskan gambar-gambarnya terlebih dulu yang diikuti dengan bunyi, makna, beserta implementasinya pada kehidupan sehari-hari.
Selama proses pembelajaran siswa sangat antusias, dibuktikan dengan keaktifannya dalam mengikuti game. Game dimulai dengan menunjukkan satu gambar kepada siswa dan siapa yang bisa menebak simbol pada gambar tersebut disertai dengan contoh implementasinya di kehidupan sehari-hari akan mendapatkan hadiah. Kelas seakan langsung ramai, semua siswa mengacungkan tangan untuk mencoba menjawabnya. Kegiatan berakhir pukul 11.30 dan sebagai bentuk evaluasi, saya bertanya ulang kepada siswa untuk mengecek apakah dengan media pembelajaran gambar dapat mempermudah ingatan mereka. Ternyata mereka tidak hanya mudah dalam menghafal simbol saja, melainkan juga mempermudah mereka dalam melihat implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
