Dewasa ini isu tentang lingkungan semakin marak, baik dari lokal, nasional, maupun global. Besarnya populasi penduduk merupakan salah satu faktor dalam permasalahan lingkungan. Tak hanya manusia, perkembangan industri yang semakin marak pembangunannya juga membuat lingkungan menjadi kotor dan mencemari lingkungan. Permasalahan lingkungan sangat bermacam – macam, mulai dari banjir, kekeringan, kebakaran hutan, hingga pemanasan global. Lingkungan semakin tidak lestari, tidak banyak manusia yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. Isu – isu pencemaran lingkungan tersebutlah yang membuat ilmuwan menimbang – nimbang membolak – balikkan pikirannya untuk memperbaiki lingkungan, hingga muncul studi yaitu mengenai komunikasi lingkungan.     Â
Komunikasi lingkungan sendiri merupakan salah satu cabang dari ilmu komunikasi. Teori tersebut terfokus pada hubungan antar manusia dengan lingkungan. Hubungan antara manusia dengan alam yang dirasa kurang bersahabat membuat pengkaji komunikasi lingkungan berfikir keras dan menuangkan gagasannya dengan membuat sebuah mediasi atau perantara untuk dapat memperbaiki hubungan antara manusia dengan alam. Adanya komunikasi lingkungan sebagai mediasi bagi manusia dan alam dalam berkomunikasi dirasa efektif. Semua masyarakat, baik  yang tidak mempelajari ataupun mempelajari komunikasi lingkungan itu sendiri dituntut untuk tidak hanya mengerti, namun paham. Pemahamannya pun juga harus diterapkan dengan lingkungannya, dengan begitu diharapkan dapat melatih manusia untuk peduli terhadap lingkungannya.
Komunikasi lingkungan selain menjadi mediasi untuk memperbaiki hubungan manusia dengan alam juga memiliki 2 fungsi menurut Robert Cox dalam bukunya yang berjudul Environmental Communication and the Public Sphere, fungsi – fungsi tersebut adalah         :
1.     Komunikasi lingkungan bersifat pragmatis, maksudnya bahwa komunikasi lingkungan membantu manusia untuk dapat menyelesaikan permasalahan lingkungan.
2.     Komunikasi lingkungan bersifat konstitutif, maksudnya komunikasi lingkungan membantu manusia untuk dapat merepresentasikan permasalahan alam dan lingkungan yang bertujuan untuk menyadarkan manusia dan membuatnya paham dan juga membentuk persepsi manusia terhadap alam dan lingkungan (Cox, 2010: 21)
Adanya gagasan dari para pengkaji komunikasi lingkungan membuat komunikasi lingkungan kini mulai tidak asing lagi di kalangan masyarakat, khususnya bagi mahasiswa. Perguruan tinggi yang mengadakan mata kuliah komunikasi lingkungan, tak lain adalah untuk mengajak mahasiswanya untuk ikut berpartisipasi dalam kelestarian alam, tidak hanya memahami, namun juga dalam prakteknya, menggunakan teori – teori komunikasi lingkungan. Komunikasi lingkungan melingkupi area yang luas. Ada 7 area dalam komunikasi lingkungan, yaitu sebagai berikut :
1.     Retorika dan wacana lingkungan
2.     Media dan jurnalisme lingkungan
3.     Partisipasi publik dalam pengambilan keputusan mengenai lingkungan
4.     Kampanye mengenai pemasaran sosial dan advokasi
5.     Kolaborasi lingkungan dan konflik resolusi