Oleh: Erka Ray
Subuh tadi,
Agaknya langit mengetuk kaca jendela dengan tidak hati-hati
Bersulang di gelas-gelas kecil berisikan tuak
Merenung di sepanjang malam yang damai
Hingga subuh tadi,
Langit mengetuk jendela memanggil nama Tuhan
Berceritalah,
Jika langit menangis saat masih remang-remang
Membuat basah tanah dan genting-genting rumahku dan rumah tetangga
Melarang mentari menyapa "Hai" pada pundak-pundak pengais rezeki
Hingga subuh tadi
Tangan menengadah meminta ampun di balik gerimis
Meminta Tuhan turun pada selimut si kecil yang merengekÂ
Pun aku yang mengemis pipiku kering
Hingga tak kusangka jendela basahÂ
Ketukan langit gak pamit dengan hati-hati
Aku pun memilih merayu Tuhan dengan sedikit pasrah memasrahkan
"Tuhan, di langitmu tak ada aku yang sedang meminta keringanan untuk dosa."
Sumenep, 29 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H