Mohon tunggu...
Erka Ray
Erka Ray Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Mempunyai nama pena Erka Ray, kelahiran Januari 2003, di Kabupaten Sumenep Madura Jatim. Mempunyai cita-cita sebagai penulis semenjak kelas 4 SD. Mulai nekad mempublikasikan karyanya sejak 2019 lalu. Orangnya sering gabut. Kalau udah gabut, nulis. Kalau lagi sok sibuk, lupa nulis. Hasil gabutnya sudah ada 4 buku solo dan 7 buku antologi puisi yang gak pernah dia beli. Dan rencana gabutnya masih banyak lagi. Makanya beli bukunya Erka biar tau. 🥱😴

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Kita di Tujuh Puluh Tujuh", Oleh: Erka Ray

17 Agustus 2022   08:16 Diperbarui: 17 Agustus 2022   08:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mencintai tanah lapang yang direnggut mahkotanya

Tangis jadi sesajen di malam hari

Tangan kanan rela rakat demi menggenggam belati

Saat mata tidak hanya berfungsi untuk tangis

Dia rela jadi pemburu yang bertuan asing

Juga lutut rela bercumbu dengan harapan yang makin dalam dipijak

Tujuh puluh tujuh tahun

Kata 'ingin' telah merangkak

Meski beberapa tahun terakhir ada yang diam-diam mencintai

Hingga tawanya tukar dengan tangis

Selang-selang melilit tubuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun