Ada yang tak biasa saat semua berjalan seperti biasa. Â Ada yang tak ada meski sedang ada. Ada yang terdiam meski sedang meronta.
Entahlah, tetiba aku rindu sapamu seperti di awal jumpa. Entahlah, kekuatan apa yang menarik jemariku, menuntun langkahku menyusuri pematang penuh liku yang biasa kita lalui bersama. Namun tak ada engkau di sana.
Kucoba mecarimu di antara rimbun dedaunan, di antara tetesan embun yang riang berayun di pucuk-pucuk hijau.Tak ada juga kau di sana.
Ku coba lagi menyibak rerimbunan itu. Tetnyata kau asingkan dirimu di sana. Terduduk kelu di sudut sunyi. Terdiam di antara ranting-ranting kering yang mulai meranggas.
Haruskah kau patahkan tunas-tunas hijau daunmu yang ingin bertumbuh? Haruskah kau belenggu lompatan diksi yang terus meronta inginkan kebebasan?
Bangkitlah...
Kejar impianmu
Buang jauh kabut prasangka yang menghitamkan hatimu. Jangan biarkan menjadi pekat dan menghalangi langkahmu. Nikmati hangatnya sapa mentari pagi ini. Sebab esok, belum pasti dia kan datang menyapamu lagi...
eRja-mielah, 250920
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H