Mohon tunggu...
Eri Tirtayasa
Eri Tirtayasa Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa jurusan pendidikan biologi uin alauddin makassar.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kemalasanku di Bulan Ramadhan

4 Agustus 2011   05:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:06 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jauh dari keluarga terutama kedua orang tua sangat menyimpan kerinduan yang mendalam. Sedih rasanya tidak bisa ngumpul bareng keluarga menjalani hari-hari di bulan ramadhan ini. Namun dibalik semua ini tersembunyi sebuah hikmah yang sangat besar. Kenapa bisa aku berkata demikian? Sudah lama aku kenal dengan bulan ramdhan, namun aku belum pernah menjalankannya dengan kusyu'/full. Aku termasuk orang pemalas yang jarang ikut bareng keluarga puasa bersama. Ketika sahur tiba aku dibangunkan berharap bisa ikut berpuasa, namun aku tidak pernah mau menjalankannya.

Mamah sering berkata, Nak sampai kapan kamu akan terus begini? Kamu sekarang sudah dewasa, tapi belum juga mau menjalankan yang namanya puasa. Nak ingat, umur semakin bertambah, berarti ajal juga semakin dekat. Kamu mau masuk neraka? Sepatah kata pun aku tidak menjawab apa yang dikatakan mamah kepada ku. Tiap kali aku dinasehati, aku selalu beranjak dari tempat ku untuk menjauhi mamah.

Setelah aku pisah dari mamah dan keluarga tercinta, penyesalan kadang sering datang menghantui diriku. Diri ku sering bertanya, sampai kapan aku akan seperti ini? Apakah dosa-dosa ku bisa terampuni?

"Ya Allah.. dalam perjalanan hidup ini, engkau titipkan hamba mu ni kepada kedua orang tua ku. Dengan penuh kasih sayang, cinta dan kasih, telah merawat, mendidik dan membesarkan hamba. Tidak ada terucap kata menyesal dari mulut mereka. Sungguh hamba mu ini tidak tau bersykur, masih ada yang menyayangi hamba. Ya Allah bukakan lah pintu surga mu untuk kedua orang tua ku. Dan bukakan lah pintu maaf bagi ku untuk taubat dijalan yang benar". Amin

Berkat kesendirian ku, akhirnya aku banyak belajar dari pengalaman masa lalu, teman, dan lingkungan sekitar. Sehingga saat ini aku telah banyak mengalami perubahan. Walau sekarang jauh dari kedua orang tua, tapi ramadhan ini tetap aku jalani dengan penuh kenikamatan dan keikhlasan.

Sekarang aku sudah bisa menjalani ramadhan dengan sungguh-sungguh tanpa didampingi keluarga. Malah hidup sendirilah yang membuat aku banyak belajar untuk disiplin dan merubahnya. Meskipun  hidup sendiri terasa berat, karena semua dilakukan dengan sendiri, aku bisa ikhlas menjalaninya.

Puasa kali ini aku menarget bisa full. Sehingga kelak ketika aku ngumpul lagi dengan keluarga, aku bisa ikut menjalani ramdhan bersama-sama.

Inilah cerita hidup aku di bulan ramdhan yang membuat hidup aku lebih bermakna dan lebih disiplin untuk menata hidup kedepannya yang lebih cerah dan ceria.

"Bersama Telkomsel ceria kan Ramadhan mu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun