Mohon tunggu...
Erita Rakhmawati
Erita Rakhmawati Mohon Tunggu... Perawat - mahasiswa RPL Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Perawat Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta yang sedang menjalani pendidikan RPL di UNISA Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Darurat Miras di Kalangan Remaja dan Peran Perempuan Sebagai Penjaga Generasi

4 Januari 2025   22:20 Diperbarui: 4 Januari 2025   22:07 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Masa remaja adalah periode yang penuh perubahan, baik fisik, psikologis, maupun sosial. Remaja adalah masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan signifikan. Di tubuh remaja, terjadi pertumbuhan ciri-ciri seksual sekunder, tercapainya fertilitas, dan perkembangan fisik lainnya yang mempengaruhi cara mereka memandang diri sendiri. Secara psikologis dan kognitif, otak, khususnya bagian prefrontal cortex yang berfungsi dalam pengambilan keputusan dan kontrol diri, terus berkembang. Remaja mulai mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, mempertimbangkan berbagai perspektif, serta merumuskan nilai-nilai hidup yang akan mereka pegang. Hal ini menjadikan masa remaja penuh dengan eksplorasi, rasa ingin tahu, dan sering kali impulsif. Mereka mencoba mencari tahu siapa diri mereka, apa peran mereka dalam masyarakat, serta bagaimana cara mereka menjalani hidup.

Dalam proses pencarian identitas diri ini, remaja sering kali menghadapi tantangan yang cukup besar. Salah satunya adalah tekanan untuk mencoba hal-hal baru, termasuk berhubungan dengan alkohol atau minuman keras. Dalam hal ini, alkohol menjadi salah satu godaan besar yang dapat membahayakan masa depan remaja. Remaja sering kali mengonsumsi alkohol karena rasa ingin tahu, keinginan untuk diterima dalam kelompok sosial, atau sekadar mencari kesenangan. Di perkotaan maupun pedesaan, alkohol dengan mudah dapat diakses oleh remaja. Kafe-kafe yang menjual alkohol secara terbuka, serta miras oplosan yang sering kali dijual dengan harga murah di kalangan remaja pedesaan, semakin memudahkan mereka terjerumus ke dalam konsumsi miras.

Alkohol, atau minuman keras, mengandung etanol yang bekerja pada sistem saraf pusat dan memengaruhi kognisi serta pengendalian diri seseorang. Dalam jumlah kecil, alkohol dapat memberikan efek relaksasi sementara, namun konsumsi berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk yang serius. Selain merusak kesehatan fisik, seperti kerusakan hati dan otak, alkohol juga dapat menyebabkan gangguan emosional, mengganggu perkembangan otak remaja, serta memicu perilaku agresif dan kekerasan. Dampaknya yang berbahaya tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengonsumsinya, tetapi juga oleh lingkungan sosialnya. Kecelakaan, masalah hukum, serta perpecahan dalam keluarga sering kali menjadi akibat dari konsumsi alkohol yang tidak terkendali.

Salah satu faktor utama yang mendorong remaja untuk mengonsumsi alkohol adalah kurangnya pengawasan, terutama dari orang tua. Remaja cenderung mencari kebebasan dan sering kali tidak mendapat kontrol yang memadai dari keluarga. Dalam banyak kasus, remaja tidak tahu atau tidak peduli dengan bahaya alkohol karena kurangnya edukasi dan komunikasi yang terbuka dari orang tua. Di sinilah peran penting ibu sebagai penjaga generasi. Ibu, sebagai figur utama yang dekat dengan anak, memiliki pengaruh besar dalam membentuk perilaku dan karakter remaja. Ketika ibu terlibat secara aktif dalam kehidupan anak, mengawasi pergaulannya, dan mengedukasi tentang bahaya alkohol, remaja akan lebih cenderung menghindari godaan tersebut.

Contoh nyata bisa ditemukan pada seorang remaja bernama Andi. Andi adalah seorang siswa SMA berusia 17 tahun yang dikenal ramah dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Namun, setelah beberapa waktu, Andi mulai sering pulang larut malam, menunjukkan penurunan prestasi di sekolah, dan berperilaku agresif. Setelah ditelusuri, Andi ternyata terjerumus dalam konsumsi alkohol. Ia mencoba miras pertama kali karena pengaruh teman-temannya yang sering berkumpul di kafe-kafe. Rasa ingin tahu dan keinginan untuk diterima dalam kelompok sosialnya mendorongnya untuk mengikuti perilaku teman-temannya tersebut. Seiring waktu, konsumsi alkohol menjadi lebih sering dan mengganggu kehidupan sehari-hari Andi.

Ibunya, yang sangat peduli dengan pendidikan dan masa depan anak-anaknya, mulai menyadari perubahan pada Andi, namun awalnya tidak tahu harus berbuat apa. Setelah percakapan yang hangat, ibu Andi akhirnya mengungkapkan keprihatinannya dan memberikan pemahaman kepada Andi tentang dampak buruk alkohol, baik bagi kesehatan fisiknya maupun perkembangan otaknya. Ia juga membangun komunikasi yang lebih terbuka dengan Andi, menjalin kedekatan yang lebih kuat, dan lebih aktif mengawasi aktivitas anaknya. Ibu Andi tidak hanya memberikan nasihat, tetapi juga menunjukkan teladan yang baik dan melibatkan diri dalam pergaulan Andi dengan cara yang mendukung.

Kasus Andi mengingatkan kita bahwa peran ibu sebagai penjaga generasi sangatlah penting. Ibu adalah figur yang dapat mempengaruhi perkembangan mental dan sosial anak, serta memberikan arahan yang benar. Pengawasan yang ketat, pendidikan yang tepat, serta komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak adalah kunci utama untuk menghindarkan remaja dari bahaya alkohol. Selain itu, masyarakat juga memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat, dengan membatasi akses terhadap minuman keras dan meningkatkan kesadaran tentang bahaya alkohol.

Dalam mengatasi darurat miras di kalangan remaja, kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting. Ibu, sebagai penjaga generasi, memegang peran utama dalam memberikan pembelajaran tentang bahaya alkohol dan cara menjaga diri dari pengaruh buruk. Dengan peran aktif ibu dan dukungan dari keluarga serta lingkungan yang sehat, remaja dapat tumbuh menjadi individu yang tangguh dan bertanggung jawab. Masa remaja adalah waktu yang penuh potensi, dan dengan bimbingan yang tepat, mereka bisa melangkah menuju masa depan yang cerah tanpa terjerumus dalam kebiasaan buruk seperti konsumsi alkohol.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun