hujan begitu deras memayungi rumah kita
yang kubangun dengan kata tanpa atap atau jendela
biarlah semua basah membuncah di antara sudut kamar kita
luapan yang menyapa nanti kan pulang bila masanya tiba
adakah kau lihat segala risau yang menua?Â
hujan begitu deras memayungi rumah kita
menjadikan kata basah menangis terbata-bata
hendak kemana menyimpan luka seribu duka
tentang singgasana yang porak poranda diterjang asaÂ
atau ibu pertiwi yang tergolek dengan lipstik serupa emas jingga
lihatlah rumah kita disinggahi riak hujan yang tersesat
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!