Di tepian kota yang terlupakan,
di antara reruntuhan mimpi yang terbengkalai,
bau kehidupan yang bercampur sampah,
mendesak langkahku untuk berlabuh.
Jeritan perut yang menuntut,
kehampaan yang menyelimuti hati,
kehidupan yang terkurung keputusasaan.
Bersahabat dengan ketiadaan,
merubah segelas air putih,
menjadi pengobat lara.
Tertegun,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!