Mohon tunggu...
Eri Silvanus
Eri Silvanus Mohon Tunggu... Konsultan - Human Behavior Coach

Saya menolong menyelesaikan masalah klien dalam topik professional development, salesmanship, dan leadership engagement menggunakan sudut pandang human behavior science. Selain itu juga mengaplikasikan human behavior science ke dalam konteks pernikahan dan pengasuhan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendayagunakan Uang, Bukan Didayagunakan Oleh Uang

21 Mei 2013   23:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:13 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://treenewt.files.wordpress.com/

"Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya."

[caption id="" align="alignleft" width="368" caption="http://treenewt.files.wordpress.com/"][/caption] Tidak dapat dipungkiri, uang telah menjadi tujuan hidup banyak orang.  Bahkan mungkin Anda dan saya pernah merasakannya.  Beberapa orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya agar mereka menyelesaikan strata pendidikan terbaik agar mereka dapat menghasilkan uang yang cukup banyak.  Beberapa keluarga menekankan pentingnya mengukur kualitas calon istri atau suami dinilai dari tingkat kemampuan mereka menghasilkan uang.  Beberapa orang yang lain bertekad rela melakukan apapun demi mendapatkan sejumlah uang yang cukup banyak. Apakah hal ini salah?  Saya rasa tidak sepenuhnya salah.  Kenyataannya memang sejak belasan abad lalu, hidup manusia telah nyaris dikendalikan dengan sistem moneter.  Anda akan kesulitan memiliki pakaian, tempat tinggal, dan makanan jika Anda tidak memiliki uang; dan semakin banyak uang yang Anda miliki semakin baik kualitas pakaian, tempat tinggal, dan makanan yang mampu Anda miliki. Namun di sinilah letak titik kritisnya.  Sebenarnya bukan uang yang Anda dambakan, melainkan kepuasan yang Anda harapkan dapat miliki dari uang tersebut. Anda mendambakan kepuasan tidur yang nyenyak melalui ranjang ratusan juta yang mampu Anda beli jika Anda memiliki uang.  Anda mendambakan kepuasan rasa kenyang dan nikmat dari makanan ratusan ribu yang mampu Anda beli jika Anda memiliki uang.  Anda mendambakan kepuasan relasi yang harmonis melalui rumah dan semua peralatan mewah dan mahal yang mampu Anda beli untuk keluarga Anda.  Anda mendambakan kepuasan rasa diterima oleh orang lain melalui mahalnya peralatan elektronik terbaru dan pakaian serta kendaraan mahal yang mampu Anda beli dengan uang Anda.  Jadi kesimpulannya, tujuan hidup Anda sebenarnya bukanlah memiliki uang sebanyak-banyaknya, melainkan memiliki kepuasan sejati di dalam hidup. Didayagunakan uang Banyak orang tidak merasa bahagia walaupun telah berhasil mendapatkan banyak uang karena mereka tidak lagi mendayagunakan uang untuk mendapatkan kepuasan hidup yang mereka dambakan.  Kenyataannya banyak orang, baik "orang-orang berduit" maupun "rakyat biasa" telah memiliki hidup yang didayagunakan oleh uang.  Berikut beberapa ciri orang yang telah didayagunakan oleh uang:

  • Mereka berkata: "Aku akan lebih bahagia ketika aku memiliki (barang ini dan itu)."
  • Mereka berpikir: "Aku akan lebih dapat bersyukur jika aku telah memiliki (barang ini dan itu)."
  • Mereka merasa: "Seandainya aku mempunyai (barang ini dan itu) tentu aku akan lebih dapat mengendalikan emosiku."
  • Mereka berargumentasi: "Akupun juga akan dapat menjadi pemimpin seperti mereka, seandainya aku memiliki banyak uang seperti mereka."
  • Mereka merencanakan: "Aku harus mampu menjadi (status sosial tertentu yang diukur dengan uang) untuk dapat menjadi seorang istri/suami/pacar yang mampu membahagiakannya."
  • Mereka bertekad: "Hidupku tidak akan terlalu berarti jika aku tidak dapat membuktikkan bahwa aku mampu menghasilkan (sejumlah uang tertentu)."

Dapatkah Anda melihat?  Orang-orang ini menggantungkan harga diri, masa depan, dan kebahagiaan hidup mereka dari sejumlah uang yang berusaha mereka miliki. Mendayagunakan uang Ciri-ciri di atas sangat berbeda dengan kelompok orang yang mendayagunakan uang untuk tujuan mereka.  Orang-orang seperti ini biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Mereka berusaha mewujudkan impian atau target mereka, dengan atau tanpa adanya uang.
  • Mereka berusaha membahagiakan orang-orang di sekitar mereka, dengan atau tanpa adanya uang.
  • Mereka berusaha mendisiplin diri dan menjadikan diri mereka lebih baik, dengan atau tanpa adanya uang.
  • Mereka mensyukuri hidup yang telah diberikan Tuhan kepada mereka, dengan atau atau tanpa adanya uang.
  • Mereka mampu melihat berkat-berkat yang Tuhan anugerahkan di dalam hidup mereka, dengan atau tanpa adanya uang.
  • Mereka bekerja memberikan yang terbaik karena didorong rasa tanggung jawab, bukan karena dorongan jumlah gaji.
  • Mereka mengasihi orang tua mereka karena didorong rasa hormat dan kasih, bukan karena dorongan jumlah harta warisan.
  • Mereka tetap setia kepada pasangan mereka karena didorong komitmen cinta, bukan karena jumlah uang.
  • Mereka menghormati para pemimpin mereka karena didorong karakter berintegritas, bukan karena keuntungan yang mereka dapatkan dari mereka.
  • Mereka belajar dengan giat dan mengembangkan diri agar dapat memberkati orang-orang di sekitarnya, bukan untuk mendapatkan gelar dan kekayaan bagi diri mereka sendiri.

Halangan memiliki hidup yang mendayagunakan uang

  • RASA TIDAK PERCAYA DIRI Orang yang tidak mempunyai rasa percaya diri yang baik akan cenderung berusaha dengan segala cara mendapatkan pengakuan dari orang lain.  Kenyataannya, tidak dapat dipungkiri, bahwa memiliki uang yang banyak adalah jalan tersingkat untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.  Akan tetapi banyak orang lupa, bahwa pengakuan yang didapatkan dari cara instan seperti ini juga akan cenderung hilang dengan cepat pula.
  • MELUPAKAN TUHAN Orang-orang yang melupakan Tuhan seperti sebuah telepon genggam yang batrainya tidak pernah diisi ulang.  Tidak peduli betapa baik atau mahalnya perangkat keras maupun perangkat lunak yang dimiliki oleh telepon genggam tersebut,  tanpa listrik sebagai sumber kehidupannya, energi kehidupannya akan habis dan membuatnya tidak dapat melakukan apa-apa.  Tuhanlah yang memberikan Anda nafas kehidupan, bakat, kemampuan, dan anugerah-anugerah di dalam hidup Anda.  Tidak peduli seberapa banyak uang yang kita miliki, tanpa Tuhan sebagai sumber kehidupan Anda, maka energi kebahagiaan Anda akan habis dan membuat Anda tidak dapat melakukan apa-apa.
  • DIKUASAI KEKUATIRAN YANG BERLEBIHAN Rasa kuatir yang sehat akan membuat Anda menjadi waspada dan mengembangkan hidup Anda.  Akan tetapi rasa kuatir yang berlebihan akan menguasai hidup Anda, membuat Anda menjadi panik dan mendorong Anda untuk mencari jalan keluar jalan keluar instan yang biasanya cenderung kurang baik.  Salah satu jalan keluar tersebut biasanya berhubungan dengan uang.  (Bukankah ini yang menjadi awal praktek korupsi, suap, dan lain-lain?)
  • KEEGOISAN Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial.  Ini berarti kita membutuhkan kehadiran dan pertolongan orang lain.  Jauh sebelum ditemukan sistem perdagangan dengan menggunakan uang, orang-orang melakukan transaksinya melalui sistem barter atau menukarkan barang-barang yang dimilikinya dengan barang-barang yang dimiliki oleh orang lain.  Keadaan ini sebetulnya tidak berubah hingga sekarang.  Tanpa jasa orang-orang lain di bidang masing-masing, seperti petani, guru, penulis, pencipta software komputer, dll; tidak ada seorangpun yang dapat hidup dengan baik.  (Bicara tentang keegoisan, pembajakan adalah salah satu praktek teregois jaman ini).

Bagaimana memiliki hidup yang mendayagunakan uang

  • KEMBALILAH KEPADA TUHAN Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk yang terbatas.  Itu sebabnya semakin jauh hidup kita dari jalan Tuhan, akan makin mudah bagi iblis untuk menjerat hidup kita melalui uang.  Dengan memiliki hidup yang berkenan dan intim dengan Tuhan, maka kita akan memiliki kebijaksanaan untuk menguasai uang, bukan dikuasai olehnya.
  • BANGUN RASA PERCAYA DIRI DARI DALAM DR. Jakoep Ezra, seorang karakter spesialis di Jakarta mengatakan bahwa kharisma yang kita dapatkan dari kekayaan, gelar, dan hal-hal eksternal lainnya memang dapat membawa Anda ke puncak; akan tetapi sebenarnya hanya karakter yang sejati yang membuat Anda dapat bertahan di sana.  Bangunlah rasa percaya diri Anda melalui karakter yang kuat dari dalam.
  • SERAHKAN KEKUATIRANMU PADA KERJA KERASMU DAN ANUGERAH TUHAN Alkitab saya mengajarkan bahwa "iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong."  Dengan kata lain, mengatasnamakan rasa syukur kepada Tuhan tanpa dibarengi dengan kerja keras dan disiplin diri untuk mengembangkan diri adalah jawaban klise untuk para pemalas.  Rasa kuatir dan tantangan di masa depan hanya dapat dimenangkan melalui pengetahuan dan keahlian yang terus berkembang melampaui tantangan jaman dan anugerah Tuhan.  Tanpa keduanya, tidak ada seorangpun yang dapat benar-benar sukses.
  • FOKUSKAN HIDUPMU UNTUK MEMBERKATI ORANG LAIN Hidup yang dikuasai oleh uang biasanya membuat seseorang memfokuskan seluruh hidupnya bagi dirinya sendiri.  Jika Anda melatih pola pikir atau mindset Anda untuk selalu memberkati orang lain dalam apapun yang Anda lakukan, maka uang akan kesulitan meletakkan jangkarnya pada hati Anda.

Mutiara Kebijaksanaan "Jadi usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua kebutuhanmu yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu." (Matius 6:33 BIMK)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun