Mohon tunggu...
erisman yahya
erisman yahya Mohon Tunggu... Administrasi - Menulislah, maka kamu ada...

Masyarakat biasa...proletar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menunggu Sikap Tegas Pemerintah terhadap "Lion Air"

29 Oktober 2018   21:16 Diperbarui: 30 Oktober 2018   07:39 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: tempo.co

Kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang, Senin (29/10) pagi, telah menambah daftar panjang musibah yang tak berkesudahan di Tanah Air. Air mata Ibu Pertiwi kembali tumpah. Menangisi keperihan para korban, yang diperkirakan sekitar 189 orang.

Seharusnya sudah sejak lama Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, memberikan sanksi tegas terhadap manajemen Lion Air. Maskapai ini tidak saja lekat dengan sebutan "Maskapai Delay" karena jadwal penerbangannya yang hampir selalu tidak on time. Lebih dari itu, maskapai Singa Merah ini juga telah acap kali mengalami kecelakaan.

Dikutip dari CNNIndonesia.com, edisi Senin (29/10/2018), kecelakaan Lion Air JT 610 bukanlah satu-satunya kecelakaan yang mendera maskapai ini dalam satu dekade terakhir. Ternyata, paling tidak sudah 16 kali kecelakaan dalam berbagai bentuk. Terutama tergelincir saat mendarat.

Namun, yang lebih memprihatinkan sekaligus mengecewakan, adalah tanggapan pimpinan atau petinggi Lion Air terhadap persoalan yang mendera maskapai ini. Simak saja, misalnya, bagaimana pernyataan seorang President and CEO Lion Air Group Edward Sirait soal delay yang sering dialami Lion Air.

Sebagaimana dilansir Kompas.com (10/04/2018), dengan enteng dia mengatakan bahwa hanya Tuhan yang bisa membuat penerbangan itu tepat waktu. Pernyataan yang terkesan ngeles ini menimbulkan pertanyaan, apakah memang Lion Air tidak punya komitmen yang kuat untuk membuat penerbangan yang lebih disiplin dan tepat waktu?

Kenapa maskapai lain, seperti Garuda Indonesia misalnya, bisa on time? Dari pernyataan itu, sang CEO juga terkesan tak begitu ambil pusing dengan banyaknya komplain dari masyarakat terkait jadwal penerbangan Lion yang sering delay.

Lalu hari ini, ketika Lion Air JT 610 mengalami kecelakaan dan menimbulkan kesedihan yang mendalam, saya dan -saya sangat yakin- juga mayoritas rakyat Indonesia menunggu pernyataan yang penuh simpati dari manajemen Lion Air.

Tapi apa? Yang ada hanya pernyataan biasa-biasa saja. Silahkan simak pernyataan sang CEO sebagaimana dilansir detik.com hari ini. "Saya tidak bisa berpikir pesawat itu mengalami kendala teknis. Menurut saya, adalah sesuatu hal yang umum terjadi dan memang harus dikerjakan dan dirawat," ucap Edward di Lion Air Center, Jalan Marsekal Surya Darma, Cengkareng, Senin (29/10).

"Kalau mengenai ada kejadian setelah itu yang lain yang seperti dibilang meledak, saya belum bisa mengatakan apa-apa karena masih dalam proses penanganan pihak-pihak yang terkait dengan itu," imbuh Edward lagi.

Sepertinya, belum ada pernyataan yang penuh simpati, yang sedikit dapat mengobati kesedihan mendalam keluarga para korban.

Mari misalnya kita bandingkan dengan pernyataan penuh simpati dari CEO Air Asia Tony Fernandes ketika pesawat Air Asia dengan kode QZ8501 mengalami kecelakaan, beberapa waktu lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun