Kedua, jika yang dimaksud dengan Islam Nusantara sebagaimana dikemukakan HM di atas, maka sejatinya embel-embel "Nusantara" tidaklah menjadi sesuatu yang perlu diperdebatkan sampai keluar urat leher.
Toh kalau boleh membandingkan, demokrasi yang saat ini berlaku di Indonesia, yakni "Demokrasi Pancasila" juga disertai embel-embel "Pancasila". Bukankah sebenarnya demokrasi itu sendiri sudah sempurna menurut para pendukungnya?
Tapi faktanya, kita masyarakat Indonesia bisa menerima dengan baik istilah Demokrasi Pancasila. Tentu saja, karena maksud dan tujuannya selaras dengan cita-cita perjuangan bangsa kita.
Terakhir, tidak ada sikap yang lebih baik selain sikap saling bersatu dan saling harga-menghargai antar sesama umat Islam. Bersikap tegas kepada orang kafir dan berlemah- lembut kepada sesama muslim adalah nyata ajaran Al-Quran. Nabi Muhammad dalam shirah kenabian juga selalu mengedepankan persatuan dan kasih-sayang ketika menghadapi adanya perbedaan pendapat di antara para sahabat.
Jangan sampai umat Islam di Indonesia mengalami nasib ibarat pepatah, "menang jadi abu, kalah jadi arang". Wallahu'alam...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H