Dakwah, sebagai aktivitas penyebaran ajaran Islam, memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter individu serta mengembangkan masyarakat. Dalam konteks perubahan sosial yang cepat dan tantangan modern saat ini, dakwah tidak lagi hanya berfungsi sebagai penyampaian informasi keagamaan, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun komunitas yang solid dan harmonis. Dalam banyak kasus, masyarakat menghadapi pergeseran nilai, di mana aspek-aspek tradisional sering kali terpinggirkan oleh budaya individualisme dan materialisme. Oleh karena itu, dakwah menjadi sangat relevan sebagai upaya untuk mengembalikan dan menguatkan nilai-nilai spiritual dan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Pengembangan komunitas melalui dakwah dapat dilihat sebagai suatu proses di mana individu-individu dalam masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial. Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan spiritual dan sosial, serta membangun kepedulian dan solidaritas di antara anggota komunitas. Dalam konteks ini, dakwah tidak hanya menyasar individu secara langsung, tetapi juga berusaha untuk membangun jaringan sosial yang saling mendukung dan memperkuat. Kegiatan dakwah yang melibatkan masyarakat, seperti pengajian, diskusi, dan kegiatan sosial, dapat meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki di antara anggota komunitas.
Pentingnya pemahaman terhadap konteks sosial dan budaya masyarakat yang dituju menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam dakwah. Pendekatan yang digunakan dalam dakwah harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik komunitas. Misalnya, dalam masyarakat yang memiliki latar belakang budaya yang beragam, dakwah perlu dilakukan dengan pendekatan yang inklusif, di mana semua elemen masyarakat merasa terlibat dan dihargai. Selain itu, penggunaan metode yang interaktif dan partisipatif dalam dakwah dapat membuat pesan yang disampaikan lebih mudah diterima dan dipahami.
Pengembangan komunitas melalui dakwah juga dapat memperkuat ikatan sosial yang ada, menciptakan rasa memiliki, dan meningkatkan kesadaran kolektif terhadap isu-isu sosial. Kegiatan dakwah yang terintegrasi dengan program-program sosial, seperti bakti sosial, pendidikan, dan pelatihan keterampilan, dapat memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat. Misalnya, pelatihan keterampilan yang diadakan dalam rangka dakwah dapat membantu anggota komunitas untuk meningkatkan kualitas hidup mereka, sekaligus mengajarkan nilai-nilai kerja sama dan saling membantu.
Di samping itu, dakwah dapat berfungsi sebagai motor penggerak perubahan sosial yang konstruktif. Dengan menyebarluaskan ajaran Islam yang mengedepankan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan kepedulian terhadap sesama, dakwah dapat mendorong individu untuk lebih aktif berkontribusi dalam memperbaiki kondisi sosial di sekitarnya. Kegiatan seperti penggalangan dana untuk membantu masyarakat yang kurang mampu, kampanye kesadaran lingkungan, dan program pemberdayaan masyarakat adalah beberapa contoh bagaimana dakwah dapat diarahkan untuk membawa perubahan positif.
Secara keseluruhan, hubungan antara dakwah dan pengembangan komunitas sangat erat, di mana keduanya saling mendukung untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Melalui dakwah yang berorientasi pada pengembangan komunitas, individu-individu diharapkan tidak hanya memahami ajaran Islam, tetapi juga mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini pada gilirannya akan berkontribusi pada pembentukan karakter dan akhlak yang baik di kalangan umat, serta memperkuat ikatan sosial dalam komunitas. Dalam jangka panjang, pengembangan komunitas melalui dakwah dapat menjadi salah satu solusi untuk menghadapi tantangan sosial yang ada, sekaligus memastikan bahwa nilai-nilai agama tetap terjaga dan relevan dalam kehidupan masyarakat modern.
Hamzah Yaqub membagi sarana/media yang dikatakan sebagai wasilah dakwah itu  Menjadi lima macam yaitu: lisan, tulisan audio, visual dan akhlak. Secara umum
Pembagian Hamzah Yaqub ini tergolong dalam tiga sarana yaitu sebagai
berikut:
- Spoken words, yaitu jenis media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi yang ditangkap dengan indera telinga, seperti radio, telepon dan sebagainya.
- Printed writing, yaitu media dakwah yang berbentuk tulisan, gambar, lukisan Dan sebagainya yang dapat ditangkap dengan indera mata.
- The audio visual, yaitu media yang berbentuk gambar hidup yang dapat didengar, sekaligus dapat dilihat, seperti TV, Film, Video dan sebagainya
Dari segi sifatnya, media dakwah dapat digolongakan menjadi dua golongan
Yaitu:
- Media tradisional yaitu berbagai macam seni pertunjukkan yang secara Tradisional dipentaskan di depan umum terutama sebagai hiburan yang memilikiSifat komunikastif; seperti ludruk, wayang, dan drama.
- Media modern yang diistilahkan juga dengan media elektronik, yaitu media yang dihasilkan oleh teknologi antara lain TV, Radio, Pers dan lain-lain.