hei kompasioner, seperti yang udah kita tahu bahwa Indonesia punya banyak banget gunung berapi dan rata-rata semua dalam keadaan aktif. Kita, Indonesia terletak di posisi yang strategis banget yaitu dekat batas lempeng tektonik Eurosia dan Indo-Austria yang pergerakannya konvergen. Pergerakan dengan bentuk ini yang membentuk gunung berapi. Pas lempeng ini bergesekan saat itulah terjadi gempa dan biasanya berpotensi tsunami. Gempa ini juga meningkatkan altivitas magma yang dipunyai gunung berapi. Jadi 'strategis' yang dimaksud diatas adalah, Indonesia ada di kawasan yang rawan dengan bencana (menyedihkan banget yah).
Agustus kemarin Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus dan menyemburkan abu vulkanik dengan tinggi mencapai 1,5 km. Dan yang mengejutkan banget yaitu letusan Gunung Merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah bulan Oktober. Dalam peristiwa ini juru kunci Merapi yang legendaris banget yaitu Mbah Marijan meninggal. Pemerintah dan sukarelawan yang dikirim kesana juga kelabakan karena banyak banget korban yang berjatuhan karena awan panas. Wedhus gembel yang menyembur terus menerus mengharuskan warga sekitar lereng Merapi mengungsi sejauh minimal 20 km dari puncak. Karena letusan dan semburan kan kemauan alam alias gak bisa diprediksi. Sekarang warga sana mungkin boleh sedikit 'lega' karena status Merapi yang tadinya 'awas' uda berubah jadi 'siaga' oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Dan sekarang ini gunung yang dianggap waspada dan terus dipantau perkembangannya adalah: Gunung Sinabung di Sumut, Gunung Talang di Sumbar, Gunung Anak Krakatau di Lampung, Gunung Papandayan di Garut, Gunung Slamet di Tegal, Gunung Dieng di Wonosobo plus Gunung Semeru dan Gunung Broma di Jatim. Tapi mungkin dari semua gunung diatas yang bikin paling waswas Gunung Anak Krakatau kali ya. Masih inget kan letusan terakhir Krakatau tahun 80 an yang semburan asapnya smpai ke seluruh belahan dunia plus selama setahun gak ada cahaya matahari?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H