Di tengah gempuran teknologi membuat produk fashion dalam jumlah banyak bisa selesai dalam hitungan menit. Walau begitu, teknologi tidak akan berkembang tanpa adanya inovasi dan kreatifitas.
Inovasi dan kreativitas itu sendiri tidak harus dikaitkan dengan teknologi. Karena, selama bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat akan selalu diterima dengan baik oleh masyarakat.
Seperti hadirnya Semilir Ecoprint hasil gagasan Alfira Oktaviani. Dengan konsep fashion berkelanjutan ramah lingkungan, Alvira juga menggabungkan warisan budaya  dalam setiap hasil karyanya.
Mengenal Ecoprint yang Menjadi Gagasan Produk Fashion Semilir
Ecoprint adalah teknik pencetakan kain menggunakan bahan-bahan alami dengan proses tradisional. Tujuan dari Ecoprint adalah membuat kain dengan desain yang unik memanfaatkan daun atau bunga asli, lalu dicetak.
Hadirnya ecoprint menjadi gebrakan dalam dunia fashion yang lebih ramah lingkungan. Ecoprint sendiri dikenalkan oleh seniman India Flint pada tahun 2000. Hasil gebrakan India Flint inilah yang menjadi inspirasi banyak seniman di seluruh dunia.
Lalu, pada tahun 2016 ecoprint mulai dikenal di Indonesia. Salah satunya, Alfira Oktaviani yang berhasil mengenalkan ecoprint dalam produk-produknya bernama Semilir.
Jika menilik dari biodata, Alfira Oktaviani lulusan Sarjana apoteker Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Akan tetapi, keinginannya untuk mengenal lebih dalam mengenai ecoprint membuat sosok Alfira berhasil membuat brand sendiri.
Uniknya Alfira menggabungkan ecoprint dengan produk warisan budaya Indonesia. Produk yang terkenal yaitu Tas dari kulit kayu lantung.Â
Dari Modal 500 Ribu, Warisan Budaya, Hingga Apresiasi SIA 2022
Alfira Oktaviani merintis Semilir dengan modal 500 ribu. Dalam perjalanannya, hingga produk Semilir diterima baik oleh masyarakat bekal dari ilmu pengetahuan semasa kuliah.
Di bangku kuliah dalam menempuh pendidikan jurusan apoteker, Alfira dibekali ilmi manajemen bisnis, teknik kimia, dan morfologi tumbuhan. Berkat itulah Semilir dapat berkembang dengan baik.