Mohon tunggu...
Erin Dee Zaenal
Erin Dee Zaenal Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Pendidikan Memaksa

17 September 2013   22:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:45 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

sangat ironi ketika membuka mata pelajaran kelas dua untuk tingkat sekolah dasar, dimana seharusnya seorang anak yang masih berumur delapan tahun masih senang dengan dunia fantasinya untuk bermain dan berkreasi untuk menciptakan sebuah ide-ide yang membangun karakter berpikirnya, lain hal nya dengan metode sistem pendidikan di indonesia yang menerapkan pelajaran untuk dipaksakan demi sebuah anggaran. Bagaimana tidak hal ini dipaksakan pada pelajaran bahasa indonesia saja anak-anak sudah diajarkan untuk memahami kata-kata ilmiah yang memiliki tingkat pemahaman yang sulit dipahamkan untuk usia anak delapan tahun, contoh pada mata pelajaran bahasa indonesia bahwa anak-anak sudah mengenal dokumen yaitu jenis-jenis surat berharga (sim, ijazah,akta kelahiran), pada mata pelajaran matematika sudah diajarkan perkalian, serta sudah diajarkan adanya pelajaran IPA dan IPS.
Hal ini membuat tingkat pemahaman seorang bocah menjadi dipaksakan dan terkesan sistem pendidikan yang dibuat hanya semata karena kejar target anggaran negara dan tidak melihat bagaimana dampak untuk siswa tersebut. Akhirnya banyak bocah dalam usianya menjadi tidak memahami secara tepat, dan menjadikan waktu yang seharusnya digunakan untuk menjadikan kreativitasnya lebih tinggi menjadi menurun karena dikejar oleh banyaknya pekerjaan rumah (PR) yang diberikan oleg guru, dalam sehari bisa empat mata pelajaran yang dijadikan PR , ironis dan sungguh sangat menyedihkan.
Dahulu kami ketika masih kelas dua sekolah dasar, mata pelajaran tersebut tidak pernah diajarkan karena pelajaran tersebut adanya dikelas tiga tingkat sekolah dasar sehingga proses bermain dan memahami seimbang, kami lebih banyak menerima pelajaran diusia delapan tahun untuk belajar menulis, bermain, bernyanyi dalam berbagai bahasa, berbudi pekerti, dan pelajaran IPA /IPS belum masuk dalam mata pelajaran tersebut sehingga proses untuk berkembang dalam kreatifitas kami yang banyak dikelola, lain hal nya dengan sistem pendidikan saat ini. Tak heran banyak orang tua siswa kalangan menengah keatas yang banyak kelabakan sehingga mengharuskan anaknyauntuk les privat karena banyaknya mata pelajaran dan tingkat pelajaran yang dihadapin semakin sulit, bagi sebagian masyarakat kelas menengah kebawah orang tua menjadi semakin arogan dalam mengajari anaknya atau ada yang acuh tak acuh karena terlalu penat dengan pelajaran yang diajarkan.
Ini menjadi koreksi kita semua bagaimana sistem pendidikan di Indonesia harus dihadapi dengan kritis agar generasi bangsa terselamatkan dari kerasnya sistem pendidikan yang seharusnya tidak diberikan yang tidak sesuai dengan usianya. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun