Mohon tunggu...
Erina Zahra Ariyani
Erina Zahra Ariyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen Universitas Pamulang | Peserta MSIB Studi Independen ICAN batch 7

Mahasiswa Manajemen di Universitas Pamulang dengan peminatan Digital Marketing. Saat ini sedang mengikuti program Studi Independen MSIB batch 7. Minat dalam dunia pemasaran digital, bisnis UMKM, dan bidang relevan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Monumen Nasional: Simbol Perjuangan dan Kebanggaan Indonesia

28 Oktober 2024   14:08 Diperbarui: 28 Oktober 2024   14:38 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Monumen Nasional, yang lebih dikenal sebagai Monas, adalah salah satu landmark paling terkenal di Indonesia dan menjadi simbol kebanggaan nasional. Terletak di pusat ibu kota Jakarta, tepatnya di Jalan Medan Merdeka, Gambir, Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10110, monumen ini berdiri megah dengan tinggi 132 meter. Monas didirikan untuk memperingati perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dari penjajahan. Monumen ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol sejarah, tetapi juga sebagai tujuan wisata edukatif yang memperkenalkan sejarah perjuangan bangsa kepada masyarakat luas.

Sejarah Pembangunan Monas

Pembangunan Monas dimulai pada 17 Agustus 1961 di bawah perintah Presiden Soekarno, dengan tujuan untuk menciptakan monumen yang dapat mengabadikan semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan. Desain arsitektur monumen ini dirancang oleh Frederich Silaban, seorang arsitek kelahiran Sumatra Utara, dan R.M. Soedarsono. Konsep arsitekturnya mengusung gaya modern dengan sentuhan simbolisme budaya Indonesia, menggabungkan elemen lingga dan yoni yang mewakili kekuatan dan kesuburan. Elemen ini memiliki akar budaya dari kepercayaan Hindu-Buddha yang dahulu mewarnai Nusantara, melambangkan keseimbangan antara kekuatan maskulin dan feminin dalam kehidupan.

Proses pembangunan Monas dilakukan secara bertahap dan sempat mengalami penundaan akibat berbagai kendala, termasuk masalah ekonomi dan politik yang dihadapi Indonesia saat itu. Setelah melalui proses panjang, monumen ini akhirnya diresmikan pada 12 Juli 1975 oleh Presiden Soeharto. Sejak itu, Monas menjadi tempat untuk berbagai acara kenegaraan dan peringatan nasional, termasuk upacara Hari Kemerdekaan setiap 17 Agustus.

Makna Simbolis dan Desain Arsitektur

Monas dirancang dengan berbagai simbolisme yang mendalam. Pilar utama yang menjulang setinggi 132 meter melambangkan semangat perjuangan bangsa Indonesia, sementara puncak Monas yang berbentuk lidah api dilapisi emas seberat 50 kilogram, menggambarkan semangat perjuangan yang terus menyala dan tidak akan pernah padam. Emas pada puncak Monas ini adalah sumbangan dari masyarakat Aceh sebagai bentuk solidaritas dan dukungan terhadap pembangunan monumen nasional tersebut.

Bagian dasar Monas berbentuk cawan besar yang disebut sebagai pelataran bawah, di mana terdapat Museum Sejarah Nasional. Bentuk cawan ini juga memiliki makna filosofis, yakni sebagai simbol kesuburan dan kekuatan yang menghidupi bangsa Indonesia. Di bawah tanah, terdapat ruang kemerdekaan yang menyimpan teks proklamasi asli dalam kotak kaca dan rekaman suara Presiden Soekarno yang membacakan teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Museum Sejarah Nasional dan Ruang Kemerdekaan

Di bagian dasar Monas, pengunjung dapat menemukan Museum Sejarah Nasional yang terdiri dari 51 diorama yang menceritakan perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Diorama-diorama ini menggambarkan berbagai momen penting, mulai dari zaman prasejarah hingga masa perjuangan kemerdekaan dan perkembangan modern. Penempatan diorama secara kronologis membantu pengunjung memahami perjalanan panjang yang ditempuh bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan. Pameran ini juga dilengkapi dengan berbagai artefak dan benda-benda peninggalan sejarah yang autentik, memberikan wawasan mendalam tentang peristiwa penting yang membentuk identitas bangsa.

Ruang Kemerdekaan, yang terletak di bawah museum, adalah tempat yang sakral dan menggugah rasa nasionalisme. Ruang ini menyimpan teks asli Proklamasi Kemerdekaan yang ditulis oleh Soekarno dan Hatta, serta rekaman suara Soekarno saat membacakan teks tersebut. Selain itu, di sini juga terdapat lambang negara Garuda Pancasila dan bendera pusaka merah putih yang digunakan saat proklamasi. Suasana khidmat di Ruang Kemerdekaan memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk merenungi makna dari kemerdekaan dan pengorbanan para pahlawan.

Pelataran Puncak Monas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun