Di kendaraan, sambil pandangan berfokus ke jalanan, tangan-tanganku siaga, kepalaku mengulurkan tali Layang-layang.
Layang-layang yang putih transparan tak tersentuh warna. Ia jauh melayang, mengudara, mengangkasa. Ia bercerita kepada Awan, tentang pagi yang beragenda, tentang waktu yang berlari, lalu tentang perasaan yang sepi.
Saat jalanan padat, tangan-tanganku sigap, lalu kepalaku menarik tali Layang-layang.
Layang-layang hinggap ke pikiranku, dan terdiam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!