Air, ... mendengar atau melihat kata itu, kita semua pasti ingat tentang mandi, membersihkan diri setelah ke toilet, berwudhu, mencuci pakaian, mencuci peralatan makan, menyirami tanaman, memelihara ikan, kolam, sungai, hujan, air terjun, mata air, bahkan lautan. Air, sesuatu zat yang dapat menghilangkan rasa dahaga kita seketika, air yang segar dan dimasak dengan benar, kemudian dikonsumsi dalam jumlah yang memadai secara rutin, akan mennggelontor berbagai racun dalam tubuh kita, sehingga setiap sel tubuh kita menjadi bugar kembali, dan tubuh kita pun secara keseluruhan menjadi sehat, segar dan bugar.
Air,... tidak hanya sangat berguna bagi fisik manusia, tetapi juga berkaitan erat dengan kesegaran dan kejernihan rohani manusia. Ketahuilah, setiap agam yang diakui di Indonesia ini selalu berkaitan dengan penggunaan air dalam penyucian, dalam proses peribadatan. Kaum muslim wajib berwudhu sebelum menjalankan sholat, kaum kristiani dalam proses pembabtisan menggunakan air, kaum yang beragama hindu dalam upacara sembahyang di pura juga menggunakan air sebagai sarana, demikian pula dengan umat budha dan konghucu.
Sedemikian banyaknya kegiatan kehidupan manusia yang membutuhkan air, ada yang masih belum tersebutkan, yaitu memasak pun menggunakan air meski banyak atau sedikit. Kebutuhan akan air yang demikian banyak dan besar dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lain, yaitu hewan serta tumbuhan, belum diiringi dengan kegiatan pelestarian air secara optimal di alam, sebagaimana air yang dibutuhkan adalah air yang bersih dan segar, yang tidak tercemar dan tidak terkena polusi.
Kita yang hidup di perkotaan sering tidak merasakan sulitnya mendapatkan air yang segar dan bersih itu. Benarkah? Mari kita amati dalam kehidupan sehari-hari di rumah atau di tempat kita bekerja, apakah kelancaran aliran air yang dikelola oleh negara ini masih memerlukan alat tambahan, yang harus kita sediakan sendiri? Pompa air rumah tangga misalnya?
Perhatikan juga air yang mengalir keluar dari kran di kamar mandi rumah kita, setelah ditampung di bak penampungan, apakah air tersebut masih tidak menghalangi kedua mata kita melihat dengan jelas lantai dasar bak penampungan tersebut ? Apakah saat kita mengambil air tersebut dengan gayung terdapat butiran-butiran hitam seperti pasir ? Ataukah bersama air yang kita ambil dengan gayung dari bak penampungan air dalam kamar mandi kita terdapat cacing ?
Air, ... masalah yang membuat teman-teman saya yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata sekitar tahun 1997 an harus berbekal cangkul untuk buang air besar. Air, ... yang saya lihat dan saksikan sendiri di desa tempat saya melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada tahun 1997 an itu berwarna hijau kekuningan, yang diambil dari sumber terdekat dan ditampung di dalam bak kamar mandi Pak Kasun.
Melihat dan mengetahui semua kondisi tersebut lantas apakah saya harus diam saja? Tidak... tetapi apa yang dapat saya lakukan? Apa yang dapat kita lakukan untuk selalu menjaga kelestarian air yang segar dan bersih, sehingga anak cucu kita nanti dapat terus mendapatkan air yang segar dan bersih untuk memenuhi kbutuhan hidupnya sehari-hari, karena air sangat penting untuk kesehatan pribadi lahir dan batin.
Memulai dari diri kita sendiri, itulah yang saat ini bisa kita lakukan. Cara yang paling mudah adalah tidak mensia-siakan air yang ada. Tidak membuang-buang air untuk hal yang tidak penting, misalnya hanya sekedar untuk bermain-main saja secara berlebihan. Saat membersihkan diri, hendaknya tidak sampai membiarkan air terus memancar dari kran, atau meluber dari bak penampungan, saat kita sedang bersabun. Cara yang lain lagi adalah dengan memperluas lahan-lahan penyerapan air, yaitu dengan sebanyak mungkin menanam tanaman yang berakar serabut di halaman rumah kita, meski halaman rumah kita tidak luas, dan jangan sampai membiarkan rumah kita tanpa tanaman yang akarnya langsung masuk ke dalam tanah halaman. Tanaman berakar tersebut adalah penyerap terbaik air yang jatuh saat hujan, dan menyimpannya sebagai air tanah, yang merupakan aset sumber air alamiah yang segar dan bersih. Cara selanjutnya adalah dengan membiasakn membuang sampah di tempat yang disediakan, tidak membuang sampah ke sungai, lebih-lebih membuang bangkai binatang ke sungai, selain merupakan perbuatan yang sangat tidak terpuji, juga merupakan tindakan yang membahayakan kebersihan air yang menjadi sumber air yang dialirkan negara ke rumah-rumah, serta sumber air pedesaan.
Memulai mensosialisasikan pelestarian air segar dan bersih ke lingkungan terdekat kita, kepada keluarga kita sendiri dalam satu rumah, yaitu terutama kepada anak-anak untuk tidak membuang-buang air begitu saja saat bermain, dan mengajarinya menggunakan air secara cukup pada saat mandi dan buang air serta ibadah.
Demikianlah apa yang kita semua bisa mencoba melakukan untuk pelestarian air segar dan bersih, sekali lagi mulai dari diri kita sendiri, sehingga nantinya air bumi ini lestari, dan bumi bahagia, tidak menangis meski tidak mungkin lagi mengeluarkan air mata walau sekedar menetes... jangan sampai air bumiku menyebabkan air mata bumiku... #lestariairaqua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H