Pernahkah terbayang seorang profesor di negara kita mengirimkan surat elektronik kepada organisasi mahasiswa yang isinya, "Anjing kalian"? Sepertinya, hal seperti agak jauh dari realitas. Kecuali, profesornya mengidap gangguan psikologis tertentu. Nah, hal semacam ini terjadi di kampus Universitas Iowa, AS.
Seorang profesor jurusan Antrokopologi dan Kajian Perempuan, Prof. Ellen Lewis, mengirimkan sutron super singkat kepada organisasi mahasiswa berbasis parpol, yakni "UI College Republicans". Saking singkatnya, isinya hanya "FUCK YOU, REPUBLICANS." Sutron ini muncul sebagai respon emosional Prof. Lewis atas sepekan kegiatan organisasi mahasiswa itu yang bertajuk "Conservative Coming Out Week".
Rangkaian kata "coming out" dinilai sangat bermasalah dan bernada menghina karena selama ini frase itu sering diasosiasikan dengan kaum lesbian, gay dan transgender agar mereka mau keluar dari 'persembunyiannya dari masyarakat' dan berani menunjukkan siapa mereka. Menurut Prof. Lewis, penggunaan frase untuk kegiatan organisasi Partai Republik ini bersifat sangat sinis, menunjukkan sikap mereka yang memang selama ini terkenal anti kaum lesbian, gay atau transgender.
Kegiatan lain yang Prof. Lewis nilai sudah keluar dari proporsionalitas adalah kegiatan memanggang daging masal yang diberi tajuk "Animal Rights Barbecue". Menurut Prof. Lewis, kegiatan ini sangat tidak sensitif terhadap mereka yang sangat peduli terhadap hak-hak binatang. Kelompok mahasiswa Partai Republik ini memang sengaja menggelar kegiatan ini untuk menyindir kelompok advokasi yang suka mengusung isu perlakuan etis terhadap binatang. Satu hal yang sepertinya menurut Republikan tidak signifikan.
Sepekan kegiatan "Conservative Coming Out Week" tersebut memang setiap tahunnya selalu mengundang banyak kontroversi. Selain dipandang bersifat diskriminatif karena ditujukan hanya bagi para republikan, ragam kegiatan yang digelar pun sering memicu perdebatan. Sebagai contoh, empat tahun silam, dalam sepekan kegiatan ini diadakan permainan yang bernama "Catch an Illegal Immigrant" yang terdiri dari dua tim (tim "imigran ilegal" dan tim "polisi penjaga perbatasan") yang saling kejar. Ini dilangsungkan sebagai sindiran terhadap maraknya para imigran ilegal di AS.
Akibat dari sutron yang vulgar ini, Prof. Lewis menerima ratusan sutron dari kalangan mahasiswa, dosen dan publik Republikan yang menyatakan keberatannya atas isi surat. Sebagian meminta profesor untuk melayangkan surat permohonan maaf kepada Republikan dalam media massa.
Pihak managemen kampus pun kebanjiran sutron yang sebagian isinya menuntut agar Prof. Lewis ditegur bahkan sampai dipecat. Namun, pihak kampus menegaskan bahwa terlepas dari bahasa sutronnya yang dianggap tidak etis dan tidak profesional, tindakan Prof. Lewis masih ada dalam koridor "free speech". Jadi, pihak kampus tidak bisa memberikan sanksi apapun. Kecuali, hanya sebatas mengingatkan.
Sebagai respon atas kontroversi ini, Rektor Kampus UI, Sally Mason, mengirimkan sutron ke seluruh civitas akademik yang intinya mengingatkan pentingnya bersikap saling menghargai perbedaan di tengah-tengah komunitas akademik yang begitu beragam.
Dalam budaya kita, rasanya agak mustahil kalau sampai ada seorang profesor mengirimkan sutron resmi kepada sekelompok mahasiswa yang isinya begitu vulgar semisal "Anjing, Babi" dan sebagainya sebagai reaksi atas sebuah kegiatan yang dinilai sinis. Tapi, bisa jadi sudah ada. Siapa tahu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H