Melihat judul tulisan di atas, mungkin ada pembaca yang masih bingung. Apa hubungan Gdrive dengan pembuatan website?
Sebelum menjelaskan hal itu, perkenankan saya memperkenalkan diri dulu. Mudah-mudah dengan mengetahui latar belakang profesi saya saat ini, pembaca bisa lebih jelas hubungan Gdrive dengan website.
Berlatar pendidikan dokter, sejak awal saya memiliki misi pribadi yaitu bagaimana IT bisa membantu dunia kesehatan. Â Pekerjaan demi pekerjaan sudah saya tempuh dalam rangka menjalankan misi tersebut yang akhirnya tiba pada profesi saat ini yaitu sebagai Health Social Media Consultant.
Ada satu project yang saya kerjakan saat ini yaitu pembuatan website multisociomedia. Disebut website multisociomedia karena menggabungkan antara web perusahaan dengan multimedia dan social media perusahaan.
Project ini adalah project dari salah satu group Rumah Sakit yang memiliki banyak cabang (ada 9 cabang) yang tersebar di sebagian Indonesia seperti di Sumatera, Jawa dan Sulawesi.
Tentu untuk mengerjakan ini saya menggandeng developer, yaitu pihak yang merancang dan membuat website.
Belajar dari pengalaman membangun website sebelumnya, salah satu (satu aja, yang lain akan ditulis dalam artikel lain lagi) kendala yang bisa terjadi adalah komunikasi data. Jadi sang developer harus menerima data dari 10 tempat (9 cabang + 1 kantor pusat). Bayangkan betapa repotnya jika sang developer tidak memiliki kemampuan mengelola (arsip) data tersebut. Yang bisa terjadi, saat data dibutuhkan dan tidak ketemu, bisa saling lempar tanggung jawab. "Saya sudah kirim koq", "tanggal berapa", "nama pengirimnya siapa", dst..yang akhirnya mesti re-send lagi kalau belum ketemu.
Apalagi jika subjet file emailnya sering sama atau hanya merupakan reply dari email sebelumnya. Yang pernah mengalami pasti bisa membayangkan :)
Tahu kan mail box sekarang, email sering ditumpuk2.
Pemanfaatan Gdrive
Untuk itulah diputuskan bahwa untuk pengiriman data (content web), hanya bisa dilakukan melalui GDrive. Artinya pihak RS tidak perlu mengirim ke email developer, namun cukup mengupload content tersebut ke GDrive yang sudah ditentukan.
Ternyata hal tersebut tidak hanya memudahkan komunikasi antar Rumah-rumah Sakit dengan developer, namun saat presentasi ke para Direktur RS, langsung bisa terlihat Rumah Sakit mana saja yang sudah lengkap data yang diupload, setengah lengkap maupun yang masih kosong sama sekali.
Keren banget.
Kendala
Motode ini bukan tanpa tantangan. Beberapa hal yang saya temui: