[caption id="" align="alignleft" width="249" caption="Christina Applegate"][/caption] Payudara adalah salah satu organ kebanggan wanita. Sayangnya dalam kehidupan sehari-hari perhatian wanita terhadap payudaranya tidaklah sebesar perhatian para pria terhadapnya. Itulah yang menyebabkan banyak ditemui kasus-kasus kanker payudara yang sudah lanjut. Namun ada berita gembira bagi para wanita empunya payudara. Apakah itu? Sebelum menginformasikan hal tersebut, mari kita baca dulu berita yang ada di Harian Kompas Minggu, 27 Februari 2011 halaman 24 (Profil). [caption id="attachment_94581" align="alignleft" width="515" caption="Profil Chritina Applegate di Harian Kompas, Minggu 27 Februari 2011"][/caption] Artikel yang dikliping dari Harian Kompas Minggu, 27 Februari hal. 24, menceritakan sang artis Christina Applegate yang selalu bersedih kala ditanya, apakah ia mau menyusui bayinya. Kesedihan ini tak lain dan tak bukan disebabkan karena ybs telah mengangkat 2 payudaranya (mastektomi bilateral). Hal itu (pengangkatan payudara meskipun belum terkena kanker) tidak dilakukan karena keinginan pasien semata (subjektif) melainkan telah didukung oleh pemeriksaan yang cukup high-tech yaitu pemeriksaan genetik. Terima kasih kepada teknologi kedokteran, saat ini para wanita (calon) penderita kanker menjadi sangat terbantu. Dengan pemeriksaan genetik akan diketahui apakah seseorang berisiko (ada mutasi gen BRCA1) untuk mengalami kanker payudara atau tidak. Jika risikonya besar, tentu saja dokter bedah akan mempertimbangkan untuk mengangkat saja payudara meskipun pada saat itu belum terkena kanker. Ini bertujuan agar sang empunya payudara tidak harus mengalami penderitaan (dioperasi & kemo) berkali-kali. Bagaimana di Indonesia? Meskipun laboratorium pemeriksaan genetik sudah hadir di Jakarta, namun ternyata dari diskusi dengan salah satu pengelola Laboratorium Kalgen (nama laboratorium genetik swasta pertama tersebut), untuk pemeriksaan genetik pada kanker payudara belum banyak dilakukan. Akibatnya kejadian seperti di bawah ini, bukan tak mungkin banyak terjadi di sekitar kita. Kebetulan dalam rangka Hari Kanker Dunia (World Cancer Day), kami diminta untuk mengorganisir suatu acara talkshow interaktif dengan tema Pemeriksaan Genetik pada Kanker Payudara. Dalam diskusi dengan salah satu penderita kanker payudara, sang wanita tersebut merasa sedih, karena baru selesai dioperasi dan di kemo payudara yang sebelah kanan, ia terpaksa harus menerima kenyataan bahwa sudah muncul kanker lagi di payudara sebelah kiri. Bayangkan betapa ringannya penderitaan pasien kalau bisa melakukan pemeriksaan genetik untuk kanker payudara. Bukankah ia tidak perlu mengalami penderitaan operasi dan kemo lagi? Selamat Hari Kanker Sedunia, mari kita lebih peduli terhadap kesehatan kita agar terhindar dari kanker dan peduli juga kepada mereka yang saat ini membutuhkan dukungan kita semua berjuang melewati hari-harinya dengan sel-sel yang tidak diinginkan (kanker).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H